Toyota Guyur Investasi Mobil Hybrid Rp24 Triliun ke Thailand, Indonesia Bagaimana?

Logo baru mobil hybrid Toyota
Sumber :
  • Dok: Toyota

Bangkok, VIVA – Chairman Toyota Motor Corporation, Akio Toyoda baru-baru ini mengumumkan investasi sebesar 55 miliar baht atau sekitar Rp24,6 triliun di Thailand untuk memperluas produksi kendaraan hybrid.

Langkah ini sebagai bagian dari rencana Toyota untuk mengadaptasi jalur produksinya guna mendukung produksi mesin pembakaran internal sekaligus motor listrik baterai pada kendaraan hybrid.

“Investasi ini tidak hanya meningkatkan kapasitas produksi, tetapi juga menciptakan lapangan kerja, transfer teknologi, dan pengembangan tenaga kerja,” kata Menteri Industri Thailand Akanat Promphan.

Toyota Kijang Innova Zenix Hybrid

Photo :
  • VIVA/Yunisa Herawati

Pernyataan tersebut muncul setelah pertemuan Toyoda dengan Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra, pekan lalu.

Menurut juru bicara pemerintah Thailand, Perdana Menteri menyatakan kesiapannya untuk menyelaraskan kebijakan negara dengan kebutuhan industri otomotif, termasuk memastikan keseimbangan antara kepentingan produsen dan konsumen. Hal ini bertujuan untuk mendorong manfaat ekonomi yang saling menguntungkan.

Komitmen Thailand untuk mendukung investasi ini juga bertujuan memperkuat kepercayaan produsen Jepang terhadap iklim investasi di negara tersebut.

“Pemerintah kami berkomitmen untuk mendukung investasi dan memberikan kepastian kepada manufaktur Jepang di Thailand,” ujar Paetongtarn, dikutip VIVA Otomotif dari Paultan, Rabu 25 Desember 2024.

Indonesia yang juga memiliki ambisi besar di sektor kendaraan elektrifikasi, dapat mengambil pelajaran dari langkah strategis Thailand. Dukungan pemerintah Negeri Gajah Putih yang proaktif terhadap produsen otomotif, termasuk melalui kebijakan insentif dan kepastian investasi, menjadi daya tarik utama bagi Toyota.

Pertanyaannya, apakah Indonesia mampu menawarkan hal serupa? Dengan potensi pasar yang besar, Indonesia memiliki peluang untuk menarik investasi serupa, asalkan pemerintah dapat menciptakan regulasi yang kondusif dan mendukung keberlanjutan industri otomotif.