Rusia Bikin Mobil Listrik, Manfaatkan Teknologi Nuklir

Aurus Senat
Sumber :
  • Paultan

Moskow, VIVA – Sejak invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022, negara ini menghadapi gelombang sanksi internasional yang membatasi perekonomian.

Banyak perusahaan asing, termasuk produsen mobil Barat, menghentikan operasinya di Rusia, menyebabkan penjualan mobil baru anjlok. Namun, Rusia kini berusaha bangkit dengan mengembangkan solusi jangka panjang.

Pemerintah Rusia berencana menginvestasikan hingga $900 juta dalam tiga tahun ke depan untuk menciptakan platform mobil nasional. Platform ini dirancang fleksibel untuk berbagai jenis kendaraan, termasuk mobil hybrid dan listrik (EV).

Sebagian besar dana berasal dari Parlemen Rusia, sementara proyek ini dipimpin oleh Institut Penelitian Ilmiah Pusat untuk Mobil dan Mesin Otomotif (NAMI). NAMI sebelumnya dikenal sebagai pemilik Aurus Motors, merek premium yang memproduksi limusin mewah untuk Presiden Putin.

Mobil Vladimir Putin, Aurus Senat L700

Photo :
  • caranddriver

Alexey Matushansky, Direktur Departemen Pengembangan Strategis dan Kebijakan Korporasi di Kementerian Perindustrian dan Perdagangan, menjelaskan,

“Dengan merancang platform modular ini, kami meletakkan dasar bagi produksi otomotif mandiri. Platform ini akan digunakan untuk merakit mobil berbagai kelas, mulai dari kelas Golf (kompak) hingga kelas bisnis. Fokus utamanya adalah produksi massal kendaraan hybrid dan listrik,” ujarnya, dikutip VIVA Otomotif dari Carscoops, Jumat 20 Desember 2024

Peran penting dalam proyek ini juga dimainkan oleh Rosatom, perusahaan energi nuklir milik negara. Rosatom sedang membangun dua gigafactory untuk memproduksi sel baterai EV. Perusahaan ini juga mengembangkan sistem tenaga listrik terintegrasi serta menggunakan material komposit untuk mengurangi berat kendaraan.

Industri otomotif Rusia terpukul keras akibat invasi. Produksi lokal merosot dari 1,34 juta unit pada 2021 menjadi hanya 448.246 unit pada 2022. Meski banyak perusahaan Barat hengkang, sejumlah merek asal Tiongkok mulai mengisi kekosongan, memproduksi model baru di pabrik-pabrik yang ditinggalkan.

Upaya ini menunjukkan ambisi Rusia untuk mandiri di sektor otomotif dan mengurangi ketergantungan pada merek internasional, sambil mendorong pengembangan kendaraan listrik dalam negeri.