Hyundai Buka Suara Soal PPN 12 Persen di Tahun Depan, Perlu ada Insentif
- Arianti Widya
Jakarta, VIVA – Selangkah lagi pemerintah memutuskan untuk memberlakukan kenaikkan Pajak Pertambahan Nilai, atau PPN 12 persen di tahun depan. Salah satu yang berdampak dari kebijakan itu tentu industri otomotif.
Sebab PPN 12 persen akan berlaku untuk barang mewah, salah satunya kendaraan bermotor alias mobil. Di tengah kenaikkan pajak, pemerintah mengusulkan agar mobil ramah lingkungan dapat insentif.
Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita mengaku sudah melakukan pembahasan terkait insentif di sektor otomotif, terutama untuk mobil ramah lingkungan seperti hybrid, dan EV (Electric Vehicle).
“Yang sudah dibahas, yaitu insentif atau stimulus berkaitan dengan sektor otomotif. Policy seperti PPnBM, PPN DTP (ditanggung pemerintah), akan kita ambil, kita lakukan bukan hanya untuk mobil listrik, tapi juga diupayakan untuk hybrid,” ujar Menperin.
Hal serupa disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Dia menyebut pemerintah sedang mematangkan rencana pemberikan insentif untuk industri otomotif agar lebih bergairah.
“Tahun ini kan ada PPnBM untuk otomotif, ada PPN DTP untuk perumahan. Nah, ini lagi dimatangkan, seminggu lagi nanti kami umumkan untuk tahun depan,” kata Airlangga.
PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) sebagai produsen yang gencar menawarkan mobil ramah lingkungan melalui teknologi listrik murni berbasis baterai, dan hybrid, memberikan tanggapan lebih lanjut.
Menurut Chief Marketing Officer PT HMID, Budi Nur Mukmin, menjadi hal yang sangat positif jika mobil ramah lingkungan terutama BEV (Battery Electric Vehicle) diberikan insentif di tengah ketidakpastian market di tahun depan.
“Kami menghargai apapun keputusan dari pemerintah termasuk untuk Hybrid. Tetapi bagi kami di Hyundai, mobil Listrik ramah lingkungan khususnya mobil listrik berbasis baterai (BEV) tetap menjadi prioritas dengan investasi keseluruhan ekosistem mobil listrik dari Hyundai di Indonesia,” ujarnya di Bandung, Jawa Barat, dikutip, Sabtu 7 Desember 2024.
Adapun keputusan terkait insentif mobil hybrid yang akan diberlakukan tahun depan belum rampung, begitu juga dengan keberlanjutan insentif mobil listrik, yang belum ada keputusan pasti di tengah rencana PPN 12 persen di tahun depan.
Melihat kondisi tersebut, menurut Budi, industri otomotif di tahun depan punya tantangan berat jika pemerintah tidak memberikan keringanan, sedangkan PPN 12 persen diberlakukan.
"Kami membutuhkan banyak bantuan dari pemerintah di tahun depan. Industri otomotif sedang tidak baik-baik saja. Kami sebagai brand terus bekerja keras, dan semoga pemerintah terus mendukung,” tuturnya.
Sekadar informasi, Hyundai sudah menikmati insentif berupa diskon PPN 10 persen untuk mobil listrik buatan lokal yang punya TKDN di atas 40 persen, melalui Ioniq 5 dan All New Kona Electric. Kini jenama asal Korea Selatan itu juga sudah merakit mobil hybrid di dalam negeri melalui All New Santa Fe.