Rencana Goodyear Jual Ban Tanpa Angin di Indonesia

Ban baru Goodyear dipajang di GIIAS 2016.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Yunisa Herawati

Jakarta, VIVA – Ban menjadi komponen penting pada kendaraan yang memiliki fungsi tak kalah penting dari peran mesin. Ban berfungsi untuk menahan dan meneruskan tenaga putar dari mesin sehingga mobil bisa berjalan.

Belakangan ini, terdapat inovasi terbaru dalam pengembangan ban, yakni adanya ban tanpa angin atau ban non pneumatik (NPT). Terobosan ini dilakukan oleh Goodyear.

Pada 2021 lalu, ban tanpa angin ini bahkan sudah dilakukan uji coba dalam program Ultimate Urban Circulator (UC2) yang dioperasikan oleh Jacksonville Transportation Authority (JTA).

VIVA Otomotif: Ilustrasi ban mobil

Photo :
  • Dok: HMID

Saat itu, ban tanpa angin ini digunakan untuk shuttle otonom Olli yang memuat delapan orang dari Local Motors untuk penggunaan di lapangan.

Kemudian pada 2022, ban tanpa angin ini juga diuji coba untuk robot kurir dari Starship Technologies.

Meski sudah dilakukan uji coba beberapa  kali, ban tanpa angin ini sebenarnya belum beredar di pasar Indonesia.

Arfianti Puspitarini selaku Head of Marketing Goodyear Indonesia menyampaikan bahwa hal ini tergantung kesiapan dari Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) di Indonesia.

"Untuk masuk ke pasar Indonesia, balik lagi apakah ATPM sudah siap apa belum menerima inovasi ban tanpa angin ini, kita ngikut saja," ujarnya dikutip VIVA di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Menurutnya, Goodyear Indonesia sudah memiliki airless trye (ban tanpa udara) berbentuk konsep.

"Goodyear sebenarnya udah punya airless tyre. Dari sisi ban konsep sudah disiapin sejak 5-10 tahun sebelumnya," tuturnya.

Lebih lanjut, Arfianti mencontohkan seperti ban untuk kendaraan listrik (EV), di mana Goodyear sudah memiliki ban khusus mobil listrik sebelum banyak mobil listrik dijual di Indonesia.

"(Ban) EV saja 2018-2019 sudah punya. Dulu kita pakai untuk ban konsepnya Lexus di GIIAS dua tahun lalu. Kalau sudah punya konsep mau masuk Indonesia lebih mudah, dibanding yang harus dikembangkan dari awal," jelasnya.

Ia melanjutkan, "Jadi, sebenarnya tinggal tunggu kesiapan market juga, kesiapan dari sisi apakah itu mobil-mobil yang akan diproduksi nantinya,"