Chery Sebut Mobil Hybrid Layak Dapat Insentif
- paultan
Jakarta, VIVA – Era elektrifikasi di Indonesia mulai berkembang seiring dengan banyaknya manufaktur yang menyediakan mobil maupun motor listrik. Hal ini guna mencapai netralitas karbon pada 2060 mendatang.
Tak hanya mobil listrik, para produsen juga menghadirkan kendaraan berbasis teknologi hybrid sebagai bentuk variasi dalam peralihan menuju lingkungan berkelanjutan.
PT Chery Sales Indonesia (CSI) menyampaikan bahwa keberadaan mobil hybrid ini sangat efektif dalam masa transisi menuju elektrifikasi.
"Masa transisi dari mesin konvensional (ICE) ke kendaraan listrik (EV) ini nggak bisa langsung, harus bertahap. Kami melihat (mobil) hybrid cocok untuk masa transisi," ujar Rifkie Setiawan selaku Head of Brand Department CSI saat berkunjung ke kantor VIVA, Pulogadung, Jakarta Timur.
Maka dari itu, ia melihat sebenarnya mobil hybrid layak mendapatkan insentif. Meski saat ini, Pemerintah Indonesia telah menetapkan kebijakan untuk tidak memberikan insentif kepada kendaraan jenis tersebut.
Menurutnya, masih banyak konsumen yang merasa khawatir dengan adanya kendaraan listrik. Kemudian, mobil hybrid dianggap cocok sebagai langkah awal sebelum masyarakat benar-benar beralih menggunakan EV.
"Kami melihat masih banyak yang merasa khawatir dengan keberadaan mobil listrik, solusinya ya bisa melalui mobil hybrid atau bahhasanya bisa EREV (Extended Range Electric Vehicle) atau PHEV (Plug-in Hybid Electric Vehicle)," jelasnya.
Rifkie pun mengungkapkan bahwa pihaknya turut memproduksi mobil jenis PHEV. Bahkan kendaraan tersebut siap dihadirkan untuk pasar Indonesia. Namun, belum diketahui secara pasti terkait detailnya.
Sebagai informasi tambahan, Chery telah memasarkan Tiggo 7 Pro dan Tiggo 8 Pro PHEV dengan nama Tiggo 7 Pro e+ dan Tiggo 8 Pro e+ di pasar China.
"Chery memilih mengembangkan PHEV, karena kami merasa mobil jenis ini paling cocok untuk pasar Indonesia. Penggunaan dalam Kota bisa pakai baterai, kalau keluar Kota atau jarak jauh bisa pakai bensin saat baterainya mau habis terus belum ada charging station (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik) terdekat," tutup Rifkie.