Ternyata Kredit Mobil Listrik Bekas Susah, Leasing Takut Gara-gara Ini
- Arianti Widya
VIVA – Di Indonesia mobil listrik beredar sejak beberapa tahun lalu, salah satu yang menjadi pioneer adalah Hyundai Ioniq 5 yang menjadi produk pertama buatan lokal pada 2022, kemudian disusul Wuling Air ev.
Melihat penjualan kedua mobil listrik buatan dalam negeri itu menjanjikan, sejumlah produsen mulai berlomba-lomba terjun di kolam yang sama, tapi sebagian besar masih berstatus impor.
Sebut saja Mercedes-Benz, BMW, Toyota, dan Lexus yang menawarkan mobil listrik mereka dengan status impor, sehingga harga jualnya masih tergolong mahal, karena tidak dapat insentif dari pemerintah.
Untuk memberikan kepercayaan kepada konsumen, mobil listrik buatan lokal, ataupun impor diberikan garansi hingga bertahun-tahun untuk menjamin ketahanan daya baterainya selama digunakan.
Bahkan Wuling, dan Chery memberikan garansi baterai seumur hidup untuk beberapa produknya, seperti BinguoEV, dan Omoda E5. Sehingga jika ada kerusakan dari sistem kelistrikan, termasuk baterai akan diganti gratis.
Namun untuk Wuling garansi seumur hidup itu akan hangus jika mobil sudah berpindah tangan, atau dijual, sehingga pemilik kedua tidak bisa menikmati layanan tersebut.
Sedangkan Hyundai menawarkan garansi pada elektrikal mobil listriknya seperti Ioniq 5, Ioniq6, dan All New Kona Electric sampai 8 tahun, atau 160 ribu kilometer mana tercapai lebih dulu.
Saat ini populasi, dan pilihan model mobil listrik di Indonesia semakin banyak. Bahkan menurut data Gaikindo, penjualan Januari-Juli 2024 mencapai 17.826 unit, melonjak dari tahun lalu dalam periode yang sama, hanya 6.928 unit.
Belum termasuk di dua tahun sebelumnya, maka tidak heran jika saat ini sudah ada beberapa mobil listrik yang beredar di pasar mobil bekas. Tapi sayangnya, untuk meminangnya dengan cara kredit agak susah.
Agus sebagai pemilik showroom Focus Motor, mengatakan, bahwa kondisi bekas mobil listrik agak sulit dijual dengan harga tinggi, bahkan cukup sulit lembaga pembiayaan menerima konsumen yang ingin kredit.
"Mobil listrik saat ini sedang kurang baik-baik saja untuk penjualan unit bekasnya. Pembiayaan juga terlihat tidak begitu support, mereka agak khawatir beda dengan mobil biasa atau konvensional,” ujar Agus sebagai pentolan Bursa Mobil Bekas WTC Mangga Dua, dikutip, Jumat 23 Agustus 2024.
Lebih lanjut dia menjelaskan, mobil itu dalam jangka panjang belum ketahuan seperti apa? Misalnya diapakai sampai 10 tahun ke depan, sehingga tergolong punya resiko tinggi bagi leasing jika menyediakan paket kredit dalam kondisi bekas pakai.
"Finance itu kan usahanya high risk, kalau ditarik apanya yang bisa ditarik. Kita patokannya dari leasing, kalau mereka tidak support kita juga takut-takut jualnya,” tuturnya.
Terkait harga bekasnya, menurutnya yang sudah beberapa kali menjual mobil listrik dalam kondisi bekas terjadi penurunan sekitar 20-30 persen per tahun dari harga barunya, dan tidak melihat dari tahun produksinya.
"Setahu saya diskonnya banyak sekarang, selain itu penurunannya bisa 20-30 persen per tahun. Berapa pun usianya,” sambungnya.