Cara China Buktikan Mobil Listrik Buatannya, Ditembak Hingga Ditusuk Besi
- Carnewschina
VIVA – Mobil China bergeliat di pasar global, bahkan saat ini menjadi pemain terbesar untuk kendaraan listrik. Di Indonesia sudah ada banyak mobil listrik buatan Tiongkok dengan spesifikasi berbeda-beda.
Untuk membuktikan mobil listrik yang mereka buat tangguh, sejumlah uji coba dilakukan, salah satunya pengetesan baterai lithium ferro phosphate, atau LFP yang digunakan BYD, GAC Aion, hingga Wuling.
GAC Aion Y Plus yang baru dijual di Indonesia menggunakan baterai LFP dengan sebutan magazine 2.0, digadang-gadang sel, pack, dan modul di dalam komponen penyimpan daya listrik tersebut lebih aman.
Jenama asal Guangzhou itu mengklaim baterainya punya usia lebih panjang, dan mampu menahan panas, meski tetap ada dukungan sistem pendingin cairan layiknya radiator. Bahkan telah lulus uji tembak.
“Baterai ini melalui uji tembak dengan lubang yang dihasilkan 7-8 kali lebih besar, dan kecepatan peluru 980 ft/s, karena mampu meredam panas maka tidak terbakar,” ujar CEO Aion Indonesia, Andry Ciu, dikutip, Kamis 20 Juni 2024.
Selain ditembak, lebih lanjut Ciu menjelaskan bahwa baterai itu dicoba di suhu panas 1.400 derajat celsius, dan melalui video persentasenya tidak menimbulkan kebakaran.
Sebelumnya BYD juga sudah membuktikan kekuatan baterai LFP blade buatannya yang diadu dengan NMC (nikel, mangan, kobalt), dan Viva Otomotif menyaksikan langsung di pabriknya di FinDreams Battery Chongqing.
Uji coba dilakukan di sebuah ruangan khusus tertutup kaca sehingga bisa disaksikan dari luar, terdapat baterai NMC berukuran kecil, dan cukup tebal berdaya 0,48 kWh, dan LFP dengan bentuk lebih panjang, dan pipih 0,44 kWh.
Kedua komponen penyimpan energi listrik yang dibuat dari bahan dasar berbeda itu ditusuk menggunakan mata bor, tidak ada informasi ukuran mata bor yang terbuat dari besi itu, pun dengan kekuatan daya tekanannya.
Adapun saat baterai NMC mulai tertusuk, terjadi ledakan dengan suara cukup kuat, diikuti api yang menyambar hingga terbakar, sedangkan LFP tidak terjadi apa-apa meski bor yang menusuknya dari atas masuk hingga ke bawah.
Kemudian Wuling juga melakukan pengujian, dan sempat dipamerkan di salah satu pameran otomotif di awal Air ev hadir di RI, pada 2022. Komponen penyimpan daya listrik itu direndam di dalam air.
Baterai LFP Wuling diklaim telah lolos 16 model uji ketahanan pada beragam kondisi, dan situasi. Tes jatuh, rotasi berulang-ulang, kebakaran, rendaman air, benturan, hingga getaran untuk memastikan keamanannya.
Untuk uji ketahanan baterai dijatuhkan dari ketinggian satu meter. Kemudian, uji kecelakaan dengan percepatan hingga 28G, dari satu titik ke titik lainnya, dan flip test dengan rotasi berulang seperti pada kondisi mobil terbalik.
Gimana sudah yakin belum dengan mobil listrik buatan China?