Kontribusi Hino sebagai Tulang Punggung Kendaraan Niaga Dalam Negeri
- VIVA/Yunisa Herawati
Tangerang – Ada banyak faktor yang menentukan, apakah sebuah kendaraan bisa disebut sebagai produk nasional. Salah satunya yakni terkait Tingkat Komponen Dalam Negeri atau biasa disingkat dengan sebutan TKDN.
Salah satu contohnya yakni pencapaian yang diraih oleh PT Hino Motors Manufacturing Indonesia, di mana perusahaan yang hadir perdana di Tanah Air pada 1982 itu berhasil memperoleh sertifikat TKDN untuk sejumlah varian kendaraan produksinya.
Dengan nilai TKDN di atas 40 persen, kendaraan maupun sasis Hino dapat dianggap sebagai Produk Dalam Negeri. Hal ini menunjukkan komitmen Hino dalam menggunakan komponen lokal, yang diperoleh dari lebih dari 150 rekanan di Indonesia dalam proses produksinya.
“Penggunaan produk dalam negeri sudah diatur oleh Pasal 86 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014: di mana Kementerian, Lembaga, Perangkat Daerah, BUMN, BUMD dan lainnya diwajibkan untuk membeli atau menggunakan produk dalam negeri dalam setiap pengadaan barang/jasanya guna meningkatkan daya saing industri dalam negeri dan mengurangi ketergantungan terhadap produk luar,” tutur Ketua Tim Penerapan P3DN Kementerian Perindustrian, Mahardi Tunggul Wicaksono dalam diskusi Komitmen Hino Indonesia Membangun Negeri dengan Penguatan Industri Lokal yang digelar di pameran GIIAS 2023.
Industri otomotif dapat mengurangi ketergantungannya pada impor komponen dari luar negeri, apabila memiliki angka TKDN yang tinggi. Ini menjaga stabilitas produksi dan pasokan dalam industri, mengurangi risiko gangguan pasokan akibat fluktuasi harga dan masalah perdagangan internasional.
Bukan hanya itu, standar TKDN yang ditetapkan oleh pemerintah juga dibuat untuk menciptakan permintaan yang lebih tinggi untuk produk dan layanan lokal, yang pada gilirannya memicu pertumbuhan industri lokal, memperluas lapangan kerja, dan mendukung perkembangan ekonomi negara.
Chief Operating Officer – Director PT Hino Motor Sales Indonesia, Santiko Wardoyo mengatakan, bahwa Hino memiliki pabrik di Indonesia dengan berinvestasi, berlokasi, dan berproduksi di Indonesia. Ini membuktikan Hino sebagai produsen kendaraan niaga terkemuka di negara ini.
“Dengan menjadi buatan dalam negeri tentu saja, pelanggan tidak perlu khawatir untuk ketersediaan dan kemudaahan layanan purna jual Hino,” ujarnya, dikutip VIVA Otomotif Minggu 20 Agustus 2023.
HMMI juga telah memiliki nilai 14.10 persen Bobot Manfaat Perusahaan atau BMP, yang merupakan nilai penghargaan yang diberikan kepada perusahaan industri yang berinvestasi dan berproduksi di Indonesia.
Dengan pencapaian tersebut, maka saat ini Hino menjadi satu-satunya merek kendaraan niaga yang menerima sertifikasi bergengsi tersebut.
Ada 10 produk Hino Indonesia yang menerima sertifikat TKDN sesuai hasil verifikasi PT Surveyor Indonesia. Berikut daftarnya:
1. Hino 300 - 115 SD dengan nilai TKDN + BMP : 54.52 persen
2. Hino 300 - 136 MDL dengan nilai TKDN + BMP : 55.47 persen
3. Hino 300 - 136 HD dengan nilai TKDN + BMP : 54.48 persen
4. Hino 300 - 136 HDX dengan nilai TKDN + BMP : 54.64 persen
5. Hino 300/Microbus 115 SDB dengan nilai TKDN + BMP : 55.53 persen
6. Hino 300/Microbus 115 SDBL dengan nilai TKDN + BMP : 55.76 persen
7. Hino Bus GB 150 MT dengan nilai TKDN + BMP : 45.90 persen
8. Hino Bus GB 150 L AT dengan nilai TKDN + BMP : 44.35 persen
9. Hino 500 FG 260 JJ dengan nilai TKDN + BMP : 48.85 persen
10. Hino 500 FM 280 JD dengan nilai TKDN + BMP : 47.60 persen
Total saat ini ada 220 varian kendaraan Hino yang terdaftar di e Catalogue Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP), mulai dari bus besar, bus medium, microbus, bus sekolah, truk sampah, truk tangki, truk penyuluhan, toilet berjalan, hingga truk skylift.
Produk-produk ini turut tampil dengan bodi dari karoseri yang juga memiliki sertifikat TKDN, sehingga semakin memperkuat kolaborasi untuk meningkatkan industri dalam negeri.