Mobil Kijang Innova Zenix Bakal Beredar di Negara Ini
- VIVA Otomotif/Muhammad Thoifur
VIVA Otomotif – PT Toyota Astra Motor (TAM) secara resmi meluncurkan produk baru ke pasar otomotif Indonesia. Kendaraan roda empat itu bernama Kijang Innova Zenix yang tampil lebih segar dan mendapatkan varian baru berupa hybrid
Saat ini, mobil jenis MPV atau Multi Purpose Vehicle tengah di pasarkan domestik bagi calon pelanggan yang ingin membelinya. Harga dari model ini mulai dari Rp419 juta untuk varian bensin, sementara Rp458 juta varian hybrid, dan sudah OTR DKI Jakarta.
Meski baru dipasarkan di Tanah Air, perusahaan asal Jepang ini telah berencana melakukan ekspor ke negara-negara lain untuk memperluas jaringan pasar. Nantinya bakal ada 50 negara yang mereka telah ditetapkan untuk menjual produk rakitan lokal ini, tepatnya di Kawasan Industri Karawang, Jawa Barat.
Presiden Direktur TMMIN, Warih Andang Tjahjono mengatakan pihaknya telah memastikan akan menjual mobil ini ke beberapa negara tetangga, terutama di kawasan Asia. Kegiatan tersebut akan dilakukan pada tahun depan bulan Februari mendatang.
"Ekspor mulai Februari 2023 nanti. Negaranya kami mulai dari Asia, Central South Amerika dan Afrika. Nanti second step-nya GCC, Timur Tengah dan sekitar situ. Second step kami mulai di Mei mendatang," ujar Warih beberapa waktu lalu di Jakarta Pusat, dikutip VIVA Rabu 23 November 2022.
Lebih lanjut, dia menambahkan bahwa saat ini kapasitas produksi terhadap Kijang Innova Zenix Hybrid itu sebanyak 3.000 hingga 4.000 unit setiap bulannya. Nantinya, angka tersebut akan bertambah sesuai dengan permintaan pasar yang diprediksi akan terus meningkat.
"Secara total produksi di pabrik kami lebih dari 3.000-an unit. Untuk varian hybrid mungkin di angka 30-40 persen, dan sisanya varian bensin," tambahnya.
Perusahaan yang terkenal dengan mobil sejuta umat ini optimis permintaan ekspor mengalami kenaikan, seiring berjalannya peralihan kendaraan yang tadinya konvensional ke elektrifikasi di beberapa negara.
"Sekarang itu demand-nya tinggi banget hybrid. Misal Afrika, Timur Tengah, itu kan ada shifting dari bahan bakar minyak. Kemudian Central South Amerika banyak," pungkas Warih.