Gara-gara Ini Mobil Rakyat Muncul, Kenapa Lebih Mahal dari LCGC

Usher atau spg cantik di GIIAS 2019
Sumber :
  • Jeffry

VIVA – Berbagai cara dilakukan pemeintah demi mendongkrak industri otomotif, terutama penjualan mobil baru. Di mulai dari KBH2 atau Kendaraan Bermotor Hemat Energi dan Harga Terjangkau, atau biasa disebut LCGC.

Ada beberapa produk yang masuk dalam program tersebut, seperti Suzuki Karimun Wagon R, Toyota Agya dan Calya, Daihatsu Ayla dan Sigra, serta Honda Brio Satya. Di mana banderol mobil tersebut mulai Rp100 jutaan.

Setelah suskes dengan LCGC, pemerintah berikan diskon PPnBM (Pajak Penjualan atas Barang Mewah), Maret-Desember 2021. Hal itu dilakukan demi meningkatkan penjualan mobil baru yang merosot di tengah pandemi.

Toyota All New Avanza dan All New Veloz di GIIAS 2021.

Photo :
  • VIVA/Yunisa Herawati

Memasuki Januari 2022, mobil-mobil yang awalnya mendapatkan diskon PPnBM mengalami kenaikan harga 15-20 persen, karena pemerintah melalui Kementerian Keuangan menghitung  pajak itu melalui emisi gas buang.

Tidak sejalan dengan aturan tersebut, Kementerian Perindustrian mengusulkan agar PPmBM kembali dihapus dengan mengakategorikan mobil rakyat Rp240 juta yang memiliki memiliki kandungan lokal hingga 80 persen.

“Mobil rakyat itu yang harganya Rp240 juta. Itu bukan merupakan barang mewah, jadi kami sudah mengajukan penghapusan PPnBM untuk mobil rakyat itu,” ujar Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita kepada wartawan.

Menurutnya membuat kategori mobil rakyat itu agar produk-produk yang memiliki kandungan lokal tinggi, dan penjualannya masih cukup menjanjikan tidak terpengaruh dengan kenaikan harga, terutama kebijakan pajak barang mewah.

Mobil yang masuk kriteria tersebut nantinya hanya memiliki mesin berkapasitas maksimal 1.500cc, artinya ada beberapa kandidat, diantaranya All New Toyota Avanza-Veloz, Mitsubishi Xpander, atau All New Honda BR-V.

Alasan lain kenapa usulan mobil rakyat muncul, menurut Direktur Jendaral Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE), Kementerian Perindustrian, Taufiek Bawazier karena banyak masyarakat yang ingin punya mobil.

Bawazier menjelaskan, berkaca dari zaman dahulu di mana televisi dan sepeda mungkin sempat disebut barang mewah sehingga dikenakan satu pajak. Oleh karena itu, ada satu pemikiran bahwa mobil itu bukan lagi barang mewah.

“Mobil rakyat adalah ‘bahwa rakyat itu membutuhkan mobil sebagai bagian dari sarana kehidupan sehari hari dan untuk memenuhi kebutuhan kehidupannya,” ujar Bawazier saat menghadiri jumpa pers pameran otomotif IIMS, dikutip Viva Otomotif, Jumat 4 Februari 2022.

Tapi usulan mobil rakyat yang berpatok dengan produk seharga Rp200 jutaan cukup menjadi sorotan, karena jauh lebih mahal dibandingkan LCGC, meski dinilai bukan tergolong barang mewah.