Nissan Leaf Hapus Isu Negatif soal Mobil Listrik

Nissan Leaf edisi 2021.
Sumber :
  • Dok: Nissan

VIVA – Mobil listrik dianggap sebagai kendaraan masa depan, di mana alat transportasi ini tidak menghasilkan emisi sama sekali sehingga ramah bagi lingkungan.

Meski demikian, sampai saat ini masih banyak pandangan negatif terhadap kendaraan canggih itu. Sebagian besar masyarakat di Indonesia masih ragu, untuk mengganti mobil mereka dengan model tersebut.

Ada beberapa hal yang membuat mereka merasakan itu, mulai dari kekhawatiran akan aliran listrik saat terpapar air hujan, lamanya waktu yang dibutuhkan untuk pengisian baterai hingga mahalnya biaya perawatan.

Nissan Representative Director, Bagus Susanto mengatakan bahwa kehadiran mobil baru Nissan Leaf bisa menghapus semua kekhawatiran tersebut. Alasannya, kendaraan ini sudah dipasarkan selama 10 tahun dan sampai saat ini sudah laku lebih dari 500 ribu unit.

“Baterai Nissan Leaf yang merupakan salah satu komponen utama dan penting, telah membuktikan kualitas ketangguhannya serta daya tahannya dengan mencapai zero battery accident,” ujarnya saat konferensi pers virtual, dikutip VIVA Otomotif Kamis 19 Agustus 2021.

Terkait pengisian daya listrik baterai, Bagus menjelaskan bahwa PT Nissan Motor Distributor Indonesia menyediakan beberapa pilihan sesuai dengan kebutuhan konsumen. Pertama yakni portable charger berdaya 3.300 Watt, yang memerlukan waktu sekitar 12 sampai 15 jam.

“Kedua menggunakan home charging, yang menarik daya antara 6.600 Watt sampai 7.400 Watt dan NMDI bekerja sama dengan PLN memberi diskon 30 persen mulai pukul 22.00 hingga 05.00,” tuturnya.

Nissan Leaf edisi 2021

Photo :
  • Dok: Nissan

Alternatif ketiga adalah quick charging di fasilitas pengisian publik, di mana dengan metode ini maka hanya diperlukan waktu 40 hingga 60 menit saja unutk melakukan pengisian baterai.

Terkait biaya perawatan, Bagus mengungkapkan bahwa mobil yang dibanderol mulai Rp649 juta on the road DKI Jakarta ini lebih murah 44 persen ketimbang kendaraan yang memakai mesin bensin.

“Biaya operasional lebih efisien, sebagai contoh untuk mencapai 100 kilometer ongkos listrik yang dibutuhkan hanya Rp18.600. Ini belum termasuk diskon 30 persen dari PLN,” ungkapnya.