Susahnya Jualan Mobil di Indonesia, Murah dan Bagus Belum Tentu Laku
VIVA – Setiap tahun, kurang lebih satu juta unit kendaraan beroda empat diproduksi dan dipasarkan di Indonesia. Angka itu masih bisa bertambah hingga dua kali lipat, jika memang peminatnya ada.
Besarnya angka tersebut, membuat banyak perusahaan otomotif rela menanamkan investasi dalam bentuk pembangunan pabrik. Alhasil, produk yang ada di pasaran semakin beragam.
Uniknya, tidak semua bisa laku diminati konsumen. Menurut Direktur Pemasaran PT Astra Daihatsu Motor, Amelia Tjandra, mobil yang ditawarkan dengan harga murah dan kualitasnya bagus, belum tentu laku.
“Berdasarkan survei, pertimbangan pertama konsumen adalah harga jual kembalinya bagaimana. Kedua, selama pemakaian, suku cadangnya berapa dan ada di mana saja. Kalau enggak bisa menyiapkan seperti itu, belum tentu laku meski bagus,” ujarnya belum lama ini di Jakarta.
Wanita yang akrab disapa Amel itu menjelaskan, industri otomotif di Indonesia tidak hanya harus padat karya, tapi juga padat modal. Ibarat pelari, kata dia, bukan sprint tapi maraton. Jika tidak kuat stamina, pasti kalah.
“karena, beli mobil di indonesia itu dipakai bisa sampai lebih dari 10 tahun. Bisnisnya itu membakar duit, rugi awal-awalnya. Buka belum tentu laku, sementara uang harus keluar terus,” tuturnya.
Amel mengungkapkan, Daihatsu sudah melakoni bisnis ini sejak lama. Itu sebabnya, mereka yakin kehadiran para pemain baru tidak berpengaruh pada masa depan perusahaan.
“Kami sudah siapkan pondasi ini dari tahun 70-an. Dari 34 provinsi yang ada di Indonesia, kami sudah ada di 33 provinsi,” ungkapnya.