Ingat Ya, Mobil Ini Belum Masuk Jaminan Asuransi
- VIVA/Krisna Wicaksono
VIVA – Setiap kendaraan yang dibeli dengan cara kredit, pasti dilindungi oleh asuransi. Gunanya, saat terjadi musibah, pemilik tidak perlu mengeluarkan banyak biaya untuk perbaikan.
Biaya premi asuransi yang harus dibayar, sudah termasuk dalam cicilan yang harus disetor tiap bulan. Besarannya berbeda-beda, tergantung dari harga mobil dan jenis asuransi yang dipilih.
Namun, tidak semua mobil bisa diasuransikan. Hal itu dikatakan langsung, oleh Direktur Pemasaran Bisnis Ritel PT Asuransi Astra, Gunawan Salim.
“Untuk mobil listrik, studi sedang kami lakukan. Komponen mobil listrik itu yang kami belum tahu,” ujarnya di Medan, Sumatera Utara, Selasa 20 Agustus 2019.
Baca juga: Orang Medan Bikin Asuransi Mobil Pusing Tujuh Keliling
Gunawan menjelaskan, harga komponen menjadi salah satu faktor yang membuat perusahaannya belum bisa menjamin kendaraan listrik. Mereka butuh studi lebih jauh mengenai hal itu.
“Mobil listrik dan motor listrik itu kan baterainya gila harganya. Studinya sudah sampai ke arah situ juga, tapi kami baru fokus di motor saja,” tuturnya.
Belum adanya wujud fisik dari kendaraan bebas emisi itu, juga menjadi hambatan Asuransi Astra untuk bisa melakukan penjaminan.
“Kalau motor, itu fisiknya sudah ada. Saya juga sudah tahu, bentuknya seperti apa. Kalau sudah ada gambaran, jadinya saya juga bisa hitung-hitungan, ketemu kira-kira harganya sekian. Tapi, kalau mobil belum kelihatan fisiknya,” ungkapnya.
Revitalisasi PAUD
Sudah dua tahun belakangan ini, Asuransi Astra menggelar corporate social responsibility atau CSR dalam bentuk revitalisasi Pendidikan Anak Usia Dini atau PAUD. Kali ini, lokasi yang mereka pilih adalah PAUD Terpadu Perwari Trisula, yang ada di Medan.
"Kami berharap, revitalisasi sekolah bisa memberi manfaat kepada dunia pendidikan," ungkap Chief Executive Officer Asuransi Astra, Rudy Chen.
Ia menjelaskan, program yang diberi nama Pijar Ilmu itu merupakan aspirasi dari para karyawan Asuransi Astra. Mereka mayoritas berasal dari generasi milenial, dan ingin memberi dampak positif langsung lewat pendidikan.
"Karyawan yang turun langsung ke sekolah-sekolah, untuk mengajar dan memperbaiki kualitas sekolah di Indonesia," kata Rudy.