Masyarakat Umum Bisa Beli Mobil Pedesaan tapi Harganya Lebih Mahal
- VIVA/Pius
VIVA – Alat Mekanis Multiguna Perdesaan (AMMDes) atau yang lebih dikenal mobil pedesaan sudah menemui titik terang. Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian bersinergi dengan dua anak perusahaan Astra untuk mendirikan pabrik dan memasarkan AMMDes.
Mobil atau alat mekanis bermerek KMW (Kiat Mahesa Wintor) akan dilepas ke pasaran pada awal 2019. Mobil pedesaan itu memiliki mesin diesel berkapasitas 500 cc, yang dapat menghasilkan tenaga 14 daya kuda di 2.400 rpm, semua tenaganya disalurkan ke roda belakang.
Yang menarik, meski dimensinya kecil, mobil ini dapat mengangkut beban hingga 700 kilogram (kg). Bagi masyarakat umum yang ingin memiliki AMMDes ternyata juga bisa, jadi tidak harus orang yang tinggal di pedesaan dengan latar belakang petani.
Hal tersebut ditegaskan langsung Presiden Direktur PT Kiat Mahesa Wintor Indonesia, Reiza Treistanto. Dia mengatakan, AMMDes dijual untuk masyarakat umum. Jadi tidak ada persyaratan khusus untuk membeli AMMDes, misalnya petani, tapi untuk masyarakat umum harganya lebih mahal.
"Kalau untuk umum lewat satu perusahaan kami yang namanya KMWD dan lebih mahal. Beda harganya berapa persen masih kami hitung, kalau untuk saat ini harga yang sudah dirilis Rp70 jutaan," ujarnya kepada VIVA, Sabtu 27 Oktober 2018.
Reiza menjelaskan, harga untuk petani atau yang usaha perkebunan di desa-desa mendapatkan harga khusus. Sebab, mereka akan mendapatkan unit lewat program kementerian jadi mendapat support dari pemerintah, misalnya pembebasan bea masuk dan sebagainya, sehingga harganya lebih murah.
"Nanti kami akan membedakan juga untuk menyesuaikan harga jualnya kepada masyarakat umum. Dan secara after-sales atau saat servis nanti ketahuan unit yang dimiliki masyarakat umum atau petani," katanya.
Untuk memperkenalkan lebih jauh kepada masyarakat, AMMDes sempat dipamerkan di Gaikindo Indonesia International Auto Show pada Agustus 2018. Hingga saat ini sudah ribuan konsumen yang memesan, seperti yang disampaikan penggagas AMMDes, Sukiyat beberapa waktu lalu kepada VIVA.
"Responsnya bagus semuanya lancar, nanti Januari baru produksi massal. Kalau selama GIIAS kemarin belum dijual tapi sudah ada ribuan konsumen yang memesan sampai sekarang, jadi hanya memasukkan nama dulu,” ujarnya.