Pasar Surut, Nissan Bertahan Tawarkan Mobil Diesel di Eropa
- VIVA.co.id/M Ali Wafa
VIVA – Belakangan mobil diesel mulai ditinggalkan masyarakat Eropa. Semakin lengkap dengan banyaknya pabrikan otomotif kenamaan yang memilih menghentikan pemasaran mobil berjenis diesel.
Salah satu penyebabnya adalah makin sepinya permintaan akan mobil diesel dari waktu ke waktu. Apalagi dengan skandal dieselgate yang sempat meramaikan pemberitaan beberapa tahun lalu.
Sejak saat itu, masyarakat seakan merasa trauma dengan mobil diesel. Dari data yang disampaikan media otomotif kenamaan di Inggris, di 2018 hanya sepertiga merek-merek kenamaan yang mau menjual mobil bermesin diesel di sana. Hal ini berbeda dengan beberapa tahun sebelumnya, seperti 2015 misalnya.
Walau begitu, kondisi tersebut berbeda dengan atmosfer industri otomotif di Asia. Mobil diesel masih sangat digandrungi, karena sejumlah diferensiasi yang ditawarkan. Termasuk pasar besar di Indonesia.
Seperti yang disampaikan Aliance Senior Vice President Renault-Nissan-Mitsubishi Light Commercial Vehicle Business, Ashwani Gupta. Dia mengatakan, pasar mobil diesel di Eropa dan kawasan Asia berbeda, begitu pun selera mobilnya seperti SUV (sport utility vehicle), pikap atau double cabin.
"Di Asia kami menawarkan 4x4 diesel (SUV, double cabin, pikap). Tapi di Eropa kami masih jual pikap mesin diesel (minatnya itu), karena di Eropa pikap buat towing, jadi kapasitas beban yang terpenting," ujarnya di Sangendo, Yokohama, Jepang, Selasa 25 September 2018.
Karena kini pasar mesin diesel mulai berkurang, Nissan pun mengikuti selera pasar dengan turut menawarkan pikap bermesin bensin. Walaupun sebenarnya penjualan diesel masih lebih bagus.
"Karena mesin diesel memiliki torsi yang lebih besar dari pada mesin bensin, dan torsi itu sangat dibutuhkan di rpm rendah untuk mobil pengangkut barang atau towing."