Syarat Proyek Mobil Listrik Nasional Bisa Sukses

Mobil listrik
Sumber :
  • VIVA/Jeffry Yanto

VIVA – Baterai menjadi komponen vital pada mobil listrik. Sebab alat inilah yang jadi sumber tenaga untuk mengaktifkan motor listrik yang kemudian nantinya bisa membuat mobil bergerak.

Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Yohanes Nangoi mengatakan, untuk membuat baterai mobil listrik bukanlah perkara mudah.

"Sumber listrik mobil yang kebanyakan masih berasal dari baterai Lithium. Di dunia baru ada tiga negara yang bisa membuatnya, yakni China, Korea, dan Jepang," kata Nangoi di Jakarta.

Dia mengatakan, produsen otomotif General Motors saja harus menginvestasikan sekitar US$4,5 miliar atau setara Rp60 triliun untuk bekerja sama dengan LG dari Korea untuk membuat baterai serta manajemen baterainya.

"Ini berhasil, tetapi masih uji coba. Kemudian Toyota bekerja sama dengan Suzuki untuk membuat mobil listrik beserta baterainya. BMW dengan Samsung. Indonesia mau bikin mobil listrik boleh, tetapi harus bikin baterainya dulu," kata dia.

Saat ini, dikatakan Nangoi, Indonesia belum mempunyai bahan baku membuat baterai Lithium. Sehingga kalau mengandalkan jenis baterai tersebut harus melakukan impor dari Bolivia, China, dan negara lainnya.

Pemerintah sendiri melalui Kementerian Perindustrian sedang melakukan riset untuk baterai berbahan Nikel Kobalt. "Kami akan sangat mendukung. Tapi saya sudah cek, BPPT punya sekitar Rp4 triliun sampai Rp4,5 triliun budget."

"Sekadar gambaran, di GM butuh 1.700 sampai 2.000 researcher, p.sd yang pintarnya untuk melakukan riset itu," ujar Nangoi.

"Kalau Indonesia melakukan ini, saya sangat senang karena Indonesia bisa meng-hire banyak orang untuk memikirkan bagaimana membuat baterai dan bagaimana mendaur ulang baterai itu," kata dia.