Banyak Dicari, Ini Dua Mobil Bekas Paling Stabil Harganya

Penjualan mobil bekas di MGK Kemayoran. Ilustrasi
Sumber :
  • VIVA.co.id/Pius Mali

VIVA – Konsumen Indonesia punya karakter unik sebelum membeli mobil baru, yakni memikirkan resale value atau harga jual kembali mobilnya. Hal ini pun diakui beberapa produsen mobil.

Lantas faktor apa saja yang memengaruhi harga mobil bekas tetap tinggi?

Manager Senior Bursa Mobil Bekas WTC Mangga Dua, Herjanto Kosasih mengatakan, syarat harga mobil tetap tinggi adalah kondisi, meliputi bodi, kaki-kaki, interior, dan mesin yang masih halus.

“Dari bodi, babak belur atau enggak, enggak bekas tabrakan atau bekas dempul. Kalau mesin tergantung dari jarak tempuh, kemudian kaki-kaki, karena enggak murah komponennya. Lalu surat-suratnya lengkap atau tidak,” ujar Herjanto kepada VIVA, Rabu, 16 Mei 2018.

Selain itu, banyaknya populasi juga menentukan harga jual mobil bekas di pasaran. Semakin banyak populasinya semakin lebih kuat harga bekasnya. Herjanto menyebut, dua mobil bekas yang paling stabil harga bekasnya adalah Avanza-Xenia.

“Jadi balik ke merek lagi, semakin mobil itu banyak dibeli, harga sekennya akan semakin baik. Nah kedua, kualitas dari mobilnya, bentuknya bagus, mesinnya bagus itu kuat (harga bekasnya) dan kemudian ATPM (agen tunggal pemegang merek) siapa? Kalau punya Astra relatif lebih stabil harga bekasnya,” tuturnya.

Hal ini lantaran Astra dikenal punya layanan aftersales jauh lebih bagus dari lainnya. Mobil-mobil buatan dari negara mana juga jadi salah satu faktor pertimbangan. Apabila Jepang harga jualnya lebih kuat. Sementara Eropa, Amerika Serikat, Korea Selatan, atau China, lebih jeblok.

“Kemudian jenis mobilnya, MPV akan lebih kuat dibanding city car, tapi jika city car dibanding sedan lebih banyak city car peminatnya. Karena populasi sedan juga semakin sedikit, jadi banyak faktornya yang mempengaruhi mobil bekas itu tinggi,” sambungnya.