Harga Bekasnya Terjun Bebas, Audi Angkat Suara

Ilustrasi proses perakitan mobil Audi.
Sumber :
  • Inautonews

VIVA – Sudah menjadi hal lumrah jika mobil buatan Eropa punya harga yang bisa terjun saat dijual kembali. Salah satu merek yang terkenal punya depresiasi tinggi adalah Audi.

Sebagai gambaran, harga baru Audi A3 1.2 TFSI produksi 2017 dijual Rp665 juta. Sementara jika melihat di pasaran, A3 bekas lansiran 2014 cuma berbanderol Rp140 jutaan. Tengok pula harga Audi A4 2.0 TFSI produksi 2018. Harga barunya Rp1,265 miliar, sementara harga bekas tahun produksi 2013-2014, Rp300 jutaan.

Anjloknya harga bekas sebuah mobil Audi tak ditampik Chief Operating Officer PT Garuda Mataram Motor, Jonas Chendana. Kata Jonas, salah satu penyebabnya banyak pedagang yang menyamakan Audi dengan mobil lain ketika masuk ke pasaran bekas.

“Enggak salah dia (pedagang) ngomong begitu, betul. Permasalahannya spesifikasi mobil kita tidak dibandingkan, jika kita menjual dengan pedagang disamakan penggerak dua roda, kita kan penggerak empat roda, pajak lebih mahal,” ujar Jonas saat berbincang dengan wartawan di MT Haryono, Jakarta Timur, Kamis 26 April 2018.

PT GMM sebagai agen pemegang merek Audi di Indonesia mengaku hingga kini terus memberi edukasi kepada khalayak luas soal produk yang dipasarkannya. Hal ini sebagai upaya untuk menjaga stabilitas harga di pasaran. “Makanya kita pakai komunitas untuk membangun brand, dulu juga VW seperti itu, resale value-nya jelek 10 tahun ke belakang, sekarang harga Golf GT jatuh enggak?”

Kata dia, Audi membutuhkan waktu 10 tahun untuk membuktikan harga jualnya. Saat itu, baru terlihat harga sebenarnya produk tersebut. “Lebih baik kalau punya Audi dipakai saja, tunggu bertahun-tahun. Pokoknya ada strateginya, tapi enggak bisa saya katakan,” katanya.