Harga Jauh di Atas HR-V, Toyota C-HR Kemahalan?

Peluncuran Toyota C-HR di Indonesia.
Sumber :
  • VIVA/Pius Yosep Mali

VIVA – Toyota Indonesia punya amunisi baru. Mereka baru saja mendatangkan C-HR ke Tanah Air. Crossover berdesain eksentrik itu dijual dengan banderol Rp488,5 juta.

Harga itu mengejutkan berbagai pihak. Bagaimana tidak, banderolnya bahkan lebih mahal dari Fortuner edisi standar tipe rendah macam 'G' transmisi manual dan matik yang dijual Rp467,3 dan Rp485,3 juta.

Dengan harga segitu, posisinya pun cukup dipertanyakan. Terlebih Toyota cuma menghadirkan satu pilihan mesin 1.8 L. Harga jualnya bahkan juga jauh di atas beberapa kompetitor. Sebut saja Honda HR-V dengan Rp388,4 - Rp404,5 juta, Nissan Juke Rp301,7 juta, hingga Mitsubishi Outlander Sport Rp330 - Rp375 juta.

Terkait hal ini, Toyota bersikukuh pihaknya merasa harga jual C-HR tak kemahalan. Namun diakui Toyota Astra Motor, pihaknya tak muluk-muluk menjual C-HR di Indonesia. Target penjualannya pun berbeda dengan produk-produk Toyota lain.

"Di Indonesia ada segmen yang mendambakan kendaraan yang kita luncurkan ini. Ini diimpor dari Thailand. Untuk target 100-140 unit per bulan," kata Wakil Presiden Direktur PT TAM, Henry Tanoto, di Jakarta

"Sebenarnya sudah bisa mulai dipesan di diler-diler resmi Toyota, pemesanan sudah bisa dimulai," kata dia.

Henry menegaskan, Toyota C-HR merupakan produk yang diimpor secara utuh dari Thailand. Mobil ini memang sengaja ditujukan untuk konsumen khusus, yakni orang-orang yang suka mobil dengan desain berbeda.

"Mobil ini targetnya emotional segment. Bisa dilihat dari desainnya, kombinasi coupe sama SUV. Kebanyakan customer C-HR itu lebih kepada mereka yang suka desain berbeda dan juga senang nyetir, sehingga lebih kepada driving experience," kata Henry.

Honda: Bukan Tandingan HR-V

Direktur Pemasaran dan Layanan Purnajual HPM, Jonfis Fandy, turut berkomentar ketika disinggung soal kelahiran C-HR di Indonesia. Kata Jonfis, C-HR bukanlah lawan HR-V. Mengingat harga yang jauh lebih mahal dari produknya.

"Sepertinya mereka tidak mengincar HR-V. Saya rasa walaupun secara kelas size mirip-mirip, kalau melihat harganya jauh begitu, kayaknya bukan targetnya (HR-V)," kata Jonfis.

Ia menjelaskan, sejauh ini penjualan Honda HR-V masih cukup laris di pasaran. Namun Jonfis tak menampik sebuah produk pasti pernah mengalami pasang surut.

"HR-V masih oke, memang ada turun naik. Seperti LCGC turun, SUV naik, karena kontribusi mobil-mobil baru biasanya. Tapi masih oke, sekitar 5.000 unit," ujarnya.