Daihatsu Indonesia Mau Tiru Malaysia, Soal Apa?
- VIVA.co.id/Hadi Suprapto
VIVA – Sebelum memutuskan membeli mobil baru, konsumen tentu bukan hanya memikirkan perkara harga, model dan fitur canggih untuk menunjang berkendara sehari-hari. Namun layanan purna jual juga tak luput dari perhatian.
Layanan purna jual biasa dilakukan pabrikan untuk menjamin mutu tiap produk yang dipasarkannya. Tak hanya itu, layanan ini juga menandakan kualitas pelayanan dari pabrikan itu sendiri.
Direktur Pemasaran PT Astra Daihatsu Motor, Amelia Tjandra mengatakan, layanan purna jual memang tengah jadi perhatian utama mereka. Daihatsu menyatakan bakal meningkatkan layanan purna jual atau aftersales service. Terutama dalam hal layanan booking service.
"Aftersales booking service kami sekarang ini baru 40 persen. Kami mau belajar dari Malaysia yang (layanan booking service) sudah 70 sampai 80 persen," kata Amelia di Sunter, Jakarta Utara, Rabu 25 Januari 2018.
Daihatsu, kata dia, ingin menyerap ilmu layanan purna jual yang dilakukan Perodua Malaysia untuk meningkatkan layanan purna jual. Namun Amelia mengaku hal tersebut tidak mudah. Apalagi karakter masyarakat Indonesia dengan Malaysia berbeda.
"Kalau di sini tantangan kami, orang Indonesia banyak dapat telepon bukan hanya dari service mobil. Kalau di sini tawari KTA (kredit tanpa agunan). Jadi waktu ada telepon banyak yang enggak mau angkat," ujarnya.
Ia memprediksi layanan aftersales booking service Daihatsu bisa meningkat setelah empat tahun secara bertahap. Berkaca dari Negeri Jiran itu, peningkatan mutu purna jual di sana mencapai 75 persen setelah berupaya gencar mengingatkan konsumen akan waktu pengecekan kendaraannya melalui telepon.
"Kami sedang memikirkan caranya dengan kondisi masyarakat yang mirip. Hanya berbeda dengan kebiasaan telepon, nah ini harus dipikirkan. Kalau Malaysia bisa empat tahun, ya kita juga segitu," kata dia.