Hak Pejalan Kaki di Trotoar Sering 'Dirampas'
- VIVAnews/Fernando Randy
VIVA – Pejalan kaki menjadi kelompok pengguna jalan yang rentan menjadi objek kecelakaan. Parahnya, fasilitas yang diberikan untuk pejalan kaki justru kerap diserobot para pengguna kendaraan, terutama di titik-titik kemacetan.
Kondisi ini tampak masih kurang mendapat perhatian dari pihak terkait. Bahkan, saat ini banyak jalan yang tak memberikan akses trotoar dan pedestrian. Jika ada pun terkadang tak layak dan pejalan kaki masih rentan menjadi korban kecelakaan.
Ironisnya lagi, saat pemerintah pusat maupun daerah berencana membangun trotoar dan pedestrian yang layak, justru mendapat tentangan dari para pengguna kendaraan bermotor. Hal itu yang diakui Kepala Dinas Perhubungan Bogor, Rahmawati, dalam sebuah diskusi tentang keselamatan pejalan kaki.
Maklum, Bogor menjadi salah satu finalis IRSA 2017 mengenai Penyediaan Fasilitas Pejalan Kaki yang Berkeselamatan.
"Orang pada komplain, sudah tahu di sekitar Kebun Raya Bogor macet, malah mau melebarkan trotoar dan pedestrian. Tapi, kami tetap pada tujuan utama, memberi hak untuk pejalan kaki dan Alhamdulillah bermanfaat, orang banyak jalan kaki sekarang," kata Rahmawati dalam acara sharing session Indonesia Road Safety Award (IRSA) 2017.
Sementara itu, pengamat perkotaan, Yayat Supriyatno mengatakan, memulai membangun fasilitas layak di perkotaan memang bukan perkara yang mudah. Bahkan, menurut Yayat, Wali Kota Bogor Bima Arya sempat mendapat ‘teror’ sms karena banyak yang komplain dengan rencana tersebut.
"Saya bilang ke wali kota Bogor, pasti komplain tinggi, dari pengendara, dari pedagang juga pasti pada komplain. Tapi, ya itu, pemerintah memang harus bikin struktur yang akan membangun kultur tentunya," kata Yayat.
Sebagai catatan, IRSA 2017 kembali digelar untuk kelima kalinya. Penghargaan ini diberikan kepada kota dan kabupaten terbaik dalam hal penerapan tata kelola keselamatan jalan. IRSA merupakan rangkaian dari program corporate social responsibility Asuransi Adira Dinamika (Adira Insurance) yang bertajuk kampanye I Wanna Get Home Safely!.
Kampanye ini digagas dengan tujuan menurunkan angka kecelakaan di Indonesia serta terus berupaya mengajak seluruh lapisan masyarakat, baik pemerintahan, lembaga swadaya masyarakat, swasta, dan berbagai pihak lainnya untuk terus peduli keselamatan jalan.
Pada 2017, tercatat sebanyak 120 kota dan kabupaten yang ikut serta dalam IRSA 2017. Dari 120 peserta, terpilih 23 kota dan kabupaten yang menjadi finalis IRSA 2017. Telah dilakukan observasi lapangan dan survei kepuasan pengguna jalan terhadap 23 finalis IRSA 2017.