Tiap Hari 70 Jiwa Melayang Akibat Kecelakaan di Indonesia

Ilustrasi kecelakaan lalu lintas.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Istimewa

VIVA.co.id – Kecelakaan ternyata masih menjadi salah satu faktor penyumbang terbesar angka kematian di jalan raya. Hal ini tentu sangat memprihatinkan.

Bahkan, menurut Kepala Bagian Keamanan dan Keselamatan Korlantas Polri, Komisaris Besar Polisi (Kombespol) Indra Gautama, angka kematian akibat kecelakaan lebih tinggi dibandingkan dengan kematian akibat narkoba.

"Satu bulan lalu dengan data 2013 angka indeks prestasi kita mencapai 10,3 turun lima persen dari 15,3, tetapi dengan angka fatalitas korban meninggal dunia 26 ribu sekian, itu artinya sekitar 60-70 orang meninggal setiap hari. Sementara kalau di narkoba hanya 40-50 orang saja sehari. Ini tentu lebih hebat lagi dan tentunya harus jadi perhatian kita semua," kata Indra di JW Marriott, Jakarta, 6 Desember 2016.

Indra mengatakan, keselamatan jalan di Indonesia saat ini terlihat penting hanya ketika banyak orang mudik untuk berlebaran dan hanya terpusat di kota besar saja. Padahal, kata dia, kecelakaan lalu lintas bisa berlaku di mana saja dan kapan saja.

Bahkan, lanjut dia, menurut data Bappenas, kerugian akibat kecelakaan lalu lintas berpengaruh terhadap Produk Domestik Bruto yang mencapai dua sampai tiga persen, baik kecelakaan langsung maupun tak langsung.

"Ini adalah sesuatu hal yang penting, karena melindungi masa depan. Kalau kita pertumbuhan lima persen sekian dan tergerus sekian persen karena korban kecelakaan baik yang langsung maupun tidak langsung, tentu berbahaya. Coba dibayangkan, jika seorang bapak meninggal dunia, yang menerima dampak anak istrinya, anaknya tidak bisa sekolah, dan istrinya jadi janda," ujarnya.

Untuk itu, Indra mengatakan, jika ingin bisa mengurangi angka kecelakaan, semua elemen masyarakat harus ikut berpartisipasi untuk melakukan penyadaran dan juga melakukan antisipasi secara dini agar terciptanya cita-cita sebagai negara yang aman dan nyaman.

"Kita harus menurunkan sesuai dengan perintah PBB maupun sesuai Inpres No.3 tahun 2011, bahwa kita harus menurunkan angka kecelakaan di tahun 2020 hinga mencapai 50 persen dari baseline 2010 yang mencapai sekitar 31 ribu sekian. Nah, jika sudah bisa diturunkan, berarti sisanya sekitar 15 ribu lagi dan tidak bisa hanya dengan kita berdoa, ini harus dengan kerja keras," tuturnya.