Konsumen Pertamina Mulai Beralih ke Pertamax dan Pertalite

Pertamax Turbo telah dipasarkan di beberapa SPBU Jakarta
Sumber :
  • viva.co.id/Yasin

VIVA.co.id – Konsumen Pertamina sudah mulai meninggalkan Premium dan beralih menggunakan bahan bakar minyak jenis Pertamax dan Pertalite. Sejumlah konsumen menyatakan memilih Pertamax dan Pertalite karena kualitas oktan yang lebih tinggi dan irit.  

Berdasarkan data PT Pertamina, kebutuhan Pertamax meningkat dari 7.000 kiloliter per hari menjadi 13.600 kiloliter per hari. Melonjak hampir 100 persen.

Oki Ari Sulistijanto, pengusaha di Jakarta mengatakan, menggunakan Pertamax untuk dua mobilnya, VW Golf dan Mercedes Bens G300. Selain karena memang harus menggunakan Pertamax, Oki juga mengaku bahwa jenis bahan bakar khusus tersebut memang membuat mobilnya semakin nyaman dikendarai.

“Pokoknya enak,” kata Oki saat ditemui di SPBU (stasiun pengisian bahan bakar umum) Kemang, Jakarta, seperti dikutip dari siaran pers PT Pertamina, Jumat 9 September 2016.

Menurut Oki, dengan semakin tinggi oktan, maka pembakaran memang semakin sempurna. Akibatnya, lanjut dia, mesin semakin efisien sehingga masa pakai juga semakin panjang. Karena keunggulan Pertamax itulah, Oki juga mengaku, kalau saat ini dia bahkan mulai melirik Pertamax Turbo.

“Sekarang lagi senang-senangnya pakai Pertamax Turbo. Lebih terasa entengnya,” kata Oki.

Selain Pertamax, Oki juga mempergunakan Pertalite untuk kendaraan lain miliknya, yakni Datsun 120 Y keluaran 1979 dan sepeda motor Honda Win. Alasannya, dengan nilai oktan yang lebih tinggi dibandingkan Premium, diyakini Pertalite masih bisa diandalkan untuk merawat kedua kendaran yang usianya termasuk tua itu.
 
Rosje Bonang, karyawati perusahaan pelayaran Evergreen juga mengaku senang menggunakan Pertamax dibandingkan Premium. Ditemui di SPBU rest area Tol Jagorawi, dia mengatakan, Pertamax membuat tarikan Honda Mobilio-nya lebih enteng dan mesin juga lebih halus.

“Nyaman sekali. Ini fakta yang saya rasakan sendiri,” kata warga Cibinong tersebut.

Lebih irit

Selain membuat mesin lebih awet, lanjut Rosje, Pertamax ternyata juga lebih irit dibandingkan Premium. Memang, lanjutnya, harga per liter Pertamax lebih tinggi. Namun, jika dihitung konsumsi bahan bakar per kilometer, ternyata Premium malah lebih boros ketimbang Pertamax.

“Misalnya Premium 1:9 (liter: kilometer), maka Pertamax bisa mencapai 1:11,5 kan jauh lebih hemat,” kata Rosje.

Seorang pengguna cross road juga mengaku lebih suka memakai Pertamax dibandingkan Premium. Didi, wiraswasta yang tinggal di Jemursari Surabaya mengatakan, sebelumnya dia selalu mempergunakan Premium. Namun sejak beralih ke Pertamax tiga tahun lalu, dia merasakan sendiri keunggulannya dibandingkan Premium.

“Lebih enak memang. Mesin jauh lebih halus dan tarikannya enteng banget. Dulu waktu pakai Premium, orang bengkel suka bilang kalau ada jelaga, sekarang tidak lagi,” kata pemilik Suzuki Sx4 ini.

Itulah sebabnya, Didi mengaku lebih aman berkendara. Baik ketika berkunjung ke lokasi pertambakan di daerah Ujung Pangkah Gresik atau saat berada di jalan tol.

“Karena pengaruh Pertamax yang baik kepada mesin, saya pun merasa aman. Apalagi saya nyetir sendiri,” kata dia.

Sedyaningtyas, pegawai negeri sipil Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Dikbudpora) Wonosobo juga mengaku lebih nyaman menggunakan Pertallite dibandingkan Premium. Ditemui di SPBU Sidojoyo, Wonosobo, dia mengatakan, menggunakan Pertalite sejak setahun terakhir.

Dibandingkan Premium, kata Sedyaningtyas, Pertalite lebih enak untuk sepeda motor Honda  Beat-nya. Terlebih di daerah Wonosobo yang notabene berada di kaki Gunung Sindoro dan Sumbing, yang beberapa topografinya terdapat tanjakan dan turunan.

“Mesin jadi lebih halus dan enteng, tenaganya juga jadi lebih kuat,” katanya.