Delapan Mahasiswa Bandung Siap 'Blusukan' ke Markas Ferrari
- Herdi Muhardi/VIVA.co.id
VIVA.co.id - Kerap dipandang sebelah mata dalam hal otomotif, Indonesia kini bisa sedikit bernapas lega. Delapan mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, yang menamakan diri Tim Bumi Siliwangi, meraih juara dunia di ajang balap mobil listrik terhemat yang digelar Shell Eco-Marathon Drivers World Championship (SEM DWC) di London, Inggris.
Mobil karya mahasiswa UPI Bandung itu, yang disebut Turangga Cheta EV3, adalah mobil berenergi baterai listrik yang mampu mengalahkan karya sejumlah tim universitas terkemuka, seperti Tim ISEN Toulon asal Prancis maupun Tim Mater Dai Supermileage High Shcool dari Amerika Serikat.
Menurut Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Indonesia (Menristek Dikti), Muhammad Nasir, prestasi mahasiswa UPI Bandung meraih juara itu menjadi bukti bahwa Indonesia mampu bersaing secara global.
"Ini sangat penting sekali, karena juara dunia. Nanti akan ada undangan lagi, salah satunya dari perusahaan otomotif ternama, Ferrari, di Italia," kata Menteri saat menjemput Tim Bumi Siliwangi pulang dari London di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, pada Selasa malam, 5 Juli 2016.
Dengan undangan itu, kata Nasir, para mahasiswa Indonesia mendapatkan apresiasi sangat tinggi. Bahkan hal itu pun diakui Ferrari.
Untuk melihat markas dan dapur pembuatan mobil sport berlambang kuda jingkrak itu memang tak gampang. Namun sebaliknya, delapan mahasiswa UPI Bandung, mendapatkan undangan secara cuma-cuma.
Namun sayang, jadwal waktu keberangkatan tim UPI Bandung blusukan ke dapur Ferrari belum diketahui pasti.
Menurut anggota Tim Manager Bumi Siliwangi, Amin Sobirin, saat perlombaan di London, timnya berhasil lulus uji inspeksi di hari pertama. Di lintasan trek balap, mobil buatannya berhasil melibas lintasan sepanjang 2,25 kilometer dengan hasil 48 km/kWh dan 52 km/kWH yang memenuhi kualifikasi minimal 90 persen prestasi di Asia.
"Saat final, posisi Tim Bumi Siliwangi berada di posisi kedua. Lalu sempat turun keempat, namun akhirnya kami bisa memimpin di tiga putaran lomba, dengan elevasi naik turun antara tiga hingga 12 meter. Kita berhasil kalahkan tim dari Prancis dan Amerika Serikat," ujar Sobirin.
(ren)