Kendaraan Makin Banyak, Tapi Jalanan Tak Bertambah

Wakil Presiden RI Jusuf Kalla didampingi Menteri Perindustrian Saleh Husein.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ahmad Rizaluddin

VIVA.co.id - Persoalan kemacetan lalu lintas sejauh ini merupakan momok yang tak kunjung usai di Indonesia, utamanya di kota-kota besar seperti Jakarta. Hal ini terjadi lantaran jumlah kendaraan yang terus bertambah banyak tiap tahunnya.

Berbeda dengan negara-negara produsen asalnya, seperti Jepang dan Amerika, di mana warganya lebih memilih naik angkutan publik ketimbang kendaraan pribadi. Menurut Wakil Presiden Jusuf Kalla, permasalahan kompleks ini ditengarai karena jalan raya yang tak kunjung bertambah, atau tak berbanding lurus dengan jumlah kendaraan, baik mobil maupun sepeda motor. Akibatnya, macet terjadi di mana-mana.

Ia sendiri beranggapan, tak cuma pemerintah yang mesti memikirkan solusinya, melainkan juga melibatkan para produsen mobil yang mencari rezeki di Tanah Air.

"Antara industri dan kemajuan tidak bisa dipisahkan dengan peran negara (dalam hal infrastruktur). Selain negara, industri bersangkutan juga harus memberikan solusi mengatasi kemacetan. Apalagi berdasarkan statistik, ternyata kemacetan justru menambah banyak penjualan mobil," kata Jusuf Kalla di Indonesia International Motor Show (IIMS), JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Kamis, 7 April 2016.

Kata JK, salah satu kota yang 'intim' dengan kemacetan adalah Jakarta, padahal kondisi tersebut tidak terjadi dahulu. Sebab, dahulu satu keluarga hanya memiliki satu mobil. Namun kini, dengan kondisi jalanan yang tidak bertambah jumlahnya, justru membuat masyarakat ingin menambah jumlah kendaraannya.

Sementara terkait peran produsen otomotif, JK meminta para pabrikan memikirkan inovasi yang bisa menjawab permasalahan ini. Dengan inovasi yang mumpuni, perkembangan industri otomotif yang pesat dan dikritik kontradiksi dengan pencemaran lingkungan juga akan terjawab.

"Dilema antara suatu renewable energy (energi terbarukan) dan fosil energi. Semua tentu akan memberi hasil yang ditentukan oleh inovasi-inovasi," kata JK.

Dia mencontohkan, industri mobil listrik yang saat ini sudah mulai menujukkan tajinya di sejumlah negara. Perkembangannya bahkan sudah besar-besaran. Faktanya, dalam beberapa bulan, nilai order mobil listrik bisa mencapai US$20 miliar.

"Itu semua memberi kita upaya inovasi agar industri berkembang dengan baik. Sering saya katakan inovasi dan teknologi yang baik tidak mungkin kita tolak dan dihindari karena itu jantung masa depan," kata JK.

Menurutnya, dengan inovasi, masyarakat menjadi memiliki pilihan-pilihan pada teknologi, harga, gaya hidup dan layanan.