Benarkah Ancaman PHK 'Mengintai' Sektor Otomotif?
- VIVAnews/Herdi Muhardi
VIVA.co.id - Krisis ekonomi yang juga ditandai dengan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat, tak dipungkiri berimbas di berbagai sektor, termasuk otomotif. Ancaman Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kini melanda.
Tak dipungkiri, jika sektor otomotif merasakan dampak dari situasi ekonomi saat ini. Hal itu terlihat, dari menurunnya daya beli masyarakat untuk kendaraan dibandingkan dengan tahun sebelumnya, 2014.
Beberapa pelaku industri otomotif juga dikabarkan mulai melakukan berbagai efisiensi. Bahkan, kabar terburuk, ancaman PHK kini tengah membayangi para pekerja sektor otomotif.
Namun, menurut Sekretaris Jenderal Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Noegardijito, sektor industri otomotif sangat kecil kemungkinan akan melakukan PHK kepada karyawannya.
"Diprediksi tidak akan terjadi (PHK) untuk industri otomotif. Kami tidak berani PHK, karena mencari penggantinya susah, karena di otomotif perlu skil, jadi tidak bisa asal PHK," ungkapnya di kawasan Jakarta, Kamis 8 Oktober 2015.
Namun, untuk langkah pengurangan jam kerja, Noegardijito menambahkan, hal tersebut adalah salah satu alternatif menekan biaya produksi di tengah lesunya ekonomi, sehingga hal itu sangat memungkinkan untuk dilakukan.
"Pengurangan jam lembur itu ada, karena memang alternatifnya itu. Tidak ada PHK, namun untuk pengurangan jam kerja pasti ada," tegas Noegardijito. (asp)