Soal Mobnas, Pemerintah Dinilai Minim Perhatian

Mobil off-road Komodo buatan Indonesia.
Sumber :
  • Rendra/VIVA.co.id

VIVA.co.id - Pencipta mobil listrik ‘Selo’, Ricky Elson siap 'dipinang' Malaysia. Namun, Ricky menolak hasil karyanya disebut dikembangkan atas kerja sama dengan pemerintah Malaysia, melainkan hanya perorangan.

Keputusan ini langsung menuai berbagai macam tanggapan dari masyarakat. Ada yang mendukung. Namun ada pula yang menyayangkan keputusan tersebut.

President Director PT FIN Komodo Teknologi, yang juga pencipta mobil FIN Komodo, Ibnu Susilo, menyatakan, apapun keputusan Ricky, itu sifatnya hanya individu. Tetapi, sebagai industri otomotif nasional yang berbasis principal, bukan agen pemegang merek atau industri perakitan, perusahaan seperti yang dia pimpin memang sangat kurang perhatian dari pemerintah.

“Tidak ada sama sekali,” kata Ibnu saat berbincang dengan VIVA.co.id melalui sambungan telepon, Kamis, 3 September 2015.

Ibnu menuturkan, siklus pemerintahan yang hanya berlangsung selama lima tahun, turut memengaruhi proyek mobil nasional (mobnas). Jika masa kepemimpinan beralih, maka saat itu pula tujuan proyek mobnas akan kembali berbeda.

Padahal, untuk membuat mobnas, mulai dari riset, purwarupa hingga jadi sebuah mobil, dibutuhkan waktu hingga 21 tahun. Belum lagi dana yang harus dikucurkan cukup tinggi.

Ibnu menyatakan, selain pemerintah, tentu saja kehadiran mobil buatan anak negeri ini juga harus didukung masyarakat, yakni dengan cara membeli mobil dalam negeri. Masyarakat Indonesia perlu diedukasi lebih luas, agar dapat mencintai produk buatan sendiri, termasuk mobnas, Ibnu tak menampik, saat ini masyarakat Indonesia masih terpaku pada merek luar, terutama jika berbicara mengenai kualitas.

(mus)