Jenis-jenis Bahaya yang Mengintai di Tol Cipali

Ilustrasi proyek jalan tol.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

VIVA.co.id - Lebaran memang masih dua minggu lagi, namun sudah mulai ada beberapa orang yang memutuskan untuk melakukan rutinitas tahunan mudik ke kampung halaman.

Para pemudik yang akan mengarah ke Jawa Tengah maupun Jawa Timur melalui jalur Utara kini bisa berlega hati, karena sudah tersedia jalan tol baru yang menghubungkan Cikopo dengan Palimanan (Cipali).

Meski bisa menghemat waktu hingga beberapa jam (dibanding melewati jalur biasa), namun ada beberapa faktor yang harus diperhatikan jika hendak menggunakan jasa tol ini. Berdasarkan pengamatan VIVA.co.id saat menjajal Jalan Tol Cipali dua hari yang lalu, hanya tersedia dua lajur di setiap arahnya.

Meski jalan tol ini memiliki panjang lebih dari 116 kilometer, namun tentu akan ada kemacetan di beberapa titik, seperti rest area dan exit tol. Kemacetan atau tabrakan beruntun juga bisa terjadi jika ada mobil yang mogok atau mengalami kecelakaan di salah satu lajur.

Jenis jalan yang tersedia mulai dari pintu Tol Cikopo hingga exit Tol Subang adalah beton. Dilansir dari Indiatimes, Jumat 3 Juli 2015, jenis ini memang jauh lebih kuat ketimbang aspal, dan juga tahan terhadap erosi air.

Namun, permukaannya yang kasar membuat jalan beton bisa dengan mudah merusak ban dan suspensi kendaraan, terutama yang kondisinya sudah tidak layak pakai. Jalan beton juga digunakan beberapa kilometer menjelang Gerbang Tol Palimanan.

Meski sudah menggunakan beton, namun bukan berarti jalur ini bebas longsor. Dari pantauan VIVA.co.id, ada satu ruas jalan yang masih ditutup satu lajur karena sedang dilakukan perbaikan tanah.

Pembatas jalan yang ada di tengah juga belum dilengkapi dengan pagar, sehingga bila ada kendaraan yang mengalami lepas kendali, maka bisa saja menyeberang dan menghantam kendaraan lain yang melintas di jalur berlawanan arah.

Berikutnya...mesin kendaraan dan hewan liar...

***

Kondisi mesin kendaraan juga harus diperiksa sebelum menempuh jalur ini. Hal ini dikarenakan banyak jalur lurus, sehingga mesin akan bekerja pada putaran tinggi selama beberapa waktu.

Jika pendinginan tidak maksimal, maka suhu mesin dapat meningkat dengan cepat, yang akan mengakibatkan kerusakan pada komponen mesin. Suhu udara di siang hari, saat matahari bersinar terik, di lokasi ini mencapai sekitar 34 hingga 35 derajat celsius.

Wilayah jalan tol yang dahulunya berupa hutan dan semak belukar ini ternyata belum sepenuhnya aman bagi para pengendara yang melintas di ruas Tol Cipali, terutama saat di malam hari.

Hal itu dikarenakan, hewan-hewan liar seperti babi hutan dan anjing masih sering melintasi ruas jalan Tol Cipali, akibatnya tak sedikit para pengendara yang menjadi korban.

"Saat ini (kecelakaan) sudah tercatat ada sekitar 30 kasus. Ada beberapa kasus menabrak hewan melintas. Di awal-awal kami dapatkan ada yang menabrak babi," ujar Kepala Unit Patroli Jalan Raya Tol Cipali, Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Kepolisian Daerah Jawa Barat, AKP Mohamad Taufik.