Kabar Buruk Kembali Datang dari Industri Otomotif

VIVA Otomotif: Jeep Gladiator Rubicon di pameran IIMS 2023
Sumber :
  • VIVA/Yunisa Herawati

Detroit, VIVA – Industri otomotif kembali terguncang setelah Carlos Tavares, CEO Stellantis, mengundurkan diri secara tiba-tiba pada Minggu.

Keputusan ini diumumkan di tengah gelombang kritik tajam terhadap kepemimpinannya. Tak lama setelah berita tersebut tersebar, saham Stellantis anjlok hingga 8,9%, menurut laporan Reuters.

Tavares, yang sebelumnya dianggap sebagai salah satu eksekutif paling dihormati di industri otomotif, kini menghadapi sorotan tajam atas sejumlah kesalahan strategis, terutama di pasar Amerika Utara.

Dikutip VIVA Otomotif dari Electrek, Selasa 3 Desember 024, pada awal tahun ini perusahaan mengeluarkan peringatan laba untuk 2024, dengan proyeksi pengeluaran hingga €10 miliar. Saham perusahaan mengalami penurunan tajam, kehilangan 40% dari nilai keuntungan tahun ini.

VIVA Otomotif: Jeep Wrangler Rubicon di pameran IIMS 2023

Photo :
  • VIVA/Yunisa Herawati

Dalam pernyataan resmi, Direktur Senior Independen Stellantis, Henri de Castries, menyebutkan bahwa kesuksesan perusahaan selama ini didasarkan pada keselarasan antara pemegang saham utama, dewan direksi, dan CEO.

Namun, perbedaan pandangan yang muncul dalam beberapa minggu terakhir menyebabkan keputusan mundurnya Tavares.

Stellantis kini tengah mencari pemimpin baru, dengan rencana penunjukan pada paruh pertama tahun depan. Sebelumnya, Tavares diperkirakan akan pensiun pada 2026.

Salah satu kesalahan signifikan yang membebani kepemimpinannya adalah meningkatnya inventaris kendaraan Jeep, Chrysler, Ram, dan Dodge yang menumpuk di diler dan pabrik. Hal ini berkontribusi pada penurunan pangsa pasar Stellantis di Amerika Utara, dari 10% menjadi 8,2% dalam semester pertama tahun ini.

Selain itu, perusahaan dikritik karena lambat menurunkan harga kendaraan di tengah persaingan ketat dengan General Motors dan Ford. Langkah ini dianggap mengurangi daya saing di segmen konsumen utama mereka.

Di Eropa, merek Peugeot dan Fiat kesulitan bersaing dengan produsen mobil asal Tiongkok seperti BYD dan Geely, sementara penjualan global Stellantis turun 10% di semester pertama 2023. Dengan berbagai tantangan tersebut, masa depan Stellantis kini berada di bawah pengawasan ketat.