Hartanya Ratusan Miliar Jangan Kaget Lihat Garasi Tom Lembong Tersangka Korupsi

Co-captain Timnas Amin Tom Lembong di DPP PKS, Jakarta Selatan saat hadiri diskusi UU Ciptaker pada Kamis 1 Februari 2024
Sumber :
  • VIVA.co.id/Zendy Pradana

VIVA – Kejaksaan Agung RI menetapkan Thomas Trikasih Lembong sebagai tersangka kasus dugaan korupsi impor gula, periode 2015-2016 saat Tom Lembong masih menjabat sebagai Menteri Perdagangan.

Direktur Penyidikan Jaksa Agung Tindak Pidana Khusus Kejagung RI, Abdul Qohar, mengatakan, saat impor itu terjadi Indonesia sedang kebanjiran gula, atau stok melimpah sehingga tidak perlu mendatangkan dari luar negeri.

"Akan tetapi pada tahun yang sama, Menteri Perdagangan yaitu saudara TTL memberikan izin persetujuan impor gula kristal mentah 1.500 ton,” ujar Abdul kepada wartawan, dikutip, Selasa 29 Oktober 2024.

Penasaran dengan kekayaan yang dimilikinya saat masih menjadi pejabat negara, begitupun dengan koleksi mobil yang dimilikinya. Tapi berdasarkan data LHKPN (Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara) Tom Lembong tidak pernah mencantumkan kekayaanya secara detil, termasuk alat transportasi.

Terakhir mantan Kepala BKPM tersebut punya kekayaan mencapai Rp101,486 miliar pada 2020, namun yang meski nilainya ratusan miliar rupiah jangan kaget lihat isi garasinya. Karena tidak ada kendaraan yang dilaporkan.

Untuk aset terbesarnya adalah surat berharga senilai Rp94,527 miliar. Cukup berbeda dengan pejabat negara pada umumnya yang mencantumkan koleksi kendaraan yang dimilikinya, baik itu motor, mobil, hingga alat berat.

Sebelum ditetapkan jadi tersangka, nama Tom Lembong dikenal publik saat menyindir Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dalam debat Pilpres terkait bahan baku baterai kendaraan listrik, atau nikel yang dimiliki Indonesia.

Menurutnya nikel bisa saja tidak laku di kemudian hari karena banyak alternatif pembuatan baterai kendaraan listrik, salah satunya menggunakan lithium ferrophosphate atau LFP seperti yang dilakukan pabrikan asal China.

Banyaknya cadangan nikel di Indonesia menurutnya akan membawa malapetaka jika tidak disalurkan dengan benar, terlebih sejumlah pabrikan kendaraan sudah beralih menggunakan bahan besi untuk baterainya.

"Jadi dengan begitu gencarnya pembangunan smelter di Indonesia, kita membanjiri dunia dengan nikel, harga jatuh terjadi kondisi oversupply. Akhirnya mereka ketakutan, dan kehilangan kepercayaan, mereka cari opsi lain, formulasi bahan baterai yang tidak menggunakan nikel,” katanya.

Menurutnya saat ini Tesla 100 persen tidak menggunakan baterai berbahan dasar nikel, terlebih untuk produk mereka yang diproduksi di China dengan mengandalkan LFP seperti mobil listrik besutan negara tersebut.

Tapi pernyataannya tersebut dibantah oleh Luhut Binsar Pandjaitan saat menjadi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman. Menurutnya, tidak benar jika mobil listrik buatan Elon Musk itu sudah tidak menggunakan nikel.

"Terkait LFP tidak benar yang disebutkan itu kalau pabrik Tesla di Shanghai menggunakan 100 persen LFP untuk mobil listriknya. Mereka masih menggunakan baterai berbahan dasar nikel yag disuplai oleh LG,” ujar Luhut dikutip dari Instagram pribadinya.

LG Energy Solution yang bermarkas di Korea Selatan adalah perusahaan teknologi yang disebut Luhut menjadi penyuplai nikel untuk baterai mobil listrik Tesla di negeri tirai bambu tersebut.