Indonesia Berpotensi Jadi Perintis Teknologi Hidrogen Hijau
- Dok: Toyota
Yogyakarta, 8 November 2023 – Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi salah satu perintis pengembangan hidrogen hijau di dunia. Hal ini didukung oleh ketersediaan sumber daya energi terbarukan yang melimpah, terutama Pembangkit Listrik Tenaga Air.
Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Indonesia memiliki potensi memproduksi listrik dari EBT sebesar 3.000 gigawatt (GW). Potensi tersebut baru dimanfaatkan sekitar 12,5 GW saat ini.
Pemerintah optimis dapat menambah produksi listrik dari sumber EBT hingga mencapai 21 GW sesuai dengan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2021 – 2030.
Potensi hidrogen hijau dari PLTA ini sangat besar. Menurut perhitungan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), potensi hidrogen hijau dari PLTA di Indonesia mencapai 1,5 juta ton per tahun.
Potensi hidrogen hijau di Indonesia juga didukung oleh potensi permintaan yang semakin agresif. Potensi permintaan hidrogen di Indonesia, terutama di sektor transportasi, diperkirakan mencapai 2,8 juta ton per tahun pada tahun 2045.
Pengembangan hidrogen hijau di Indonesia membutuhkan kolaborasi semua pihak, termasuk pemerintah, akademisi, dan industri. Salah satu contohnya, yakni memberikan insentif kepada industri yang mengembangkan teknologi hidrogen.
Presiden Direktur PT Toyota Manufacturing Indonesia, Nandi Julyanto mengatakan bahwa pemanfaatan multi teknologi dari berbagai sumber energi yang berfokus pada reduksi emisi, menjadi suatu upaya untuk mengejar target Net Zero Emission, termasuk penerapan hidrogen di sektor otomotif.
Hal itu diutarakannya, saat menghadiri rangkaian seminar nasional yang digelar oleh Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta bertemakan Percepatan pengembangan ekosistem hidrogen di sektor industri dan transportasi menuju Net Zero Emission (NZE) 2060 di Indonesia.
“Sebagai bagian dari solusi transportasi masyarakat Indonesia, publik advokasi melalui aktivitas seminar nasional ini akan memaparkan tantangan sosial-ekonomi dan transformasi digital dalam pengembangan energi alternatif di
sektor transportasi menuju NZE 2060 di Indonesia yang memfokuskan pada teknologi hidrogen,” ujarnya, dikutip VIVA Otomotif dari keterangan resmi.