Katanya Travel Bubble, Kok Pembalap MotoGP Bisa Wara-Wiri?
- ANTARA
VIVA – Pembalap MotoGP datang ke Indonesia untuk melakukan sesi tes pra musim dengan menerapkan sistem travel bubble, untuk menghindari tertularnya virus corona yang sedang menggila di Indonesia.
Travel bubble ini pernah dilakukan oleh Dorna Sports di Qatar pada tahun lalu, pemerintah Qatar kala itu serius menerapkan sistem travel bubble untuk pembalap dan kru MotoGP.
Kemalsyah Nasution, Team Principal Mandalika SAG Team menjelaskan di bandara ada jalur khusus untuk MotoGP, jadi setiap orang yang berhubungan dengan MotoGP akan dimasukkan ke dalam ruangan untuk dites swab PCR, setelah itu kemudian diantarkan ke hotel
Pihak panitia lokal sudah menyiapkan hotel untuk semua pembalap dan tim dari mulai Moto3, Moto2 hingga MotoGP. Sehingga tak ada cerita tim pesan hotel sendiri, karena semua sudah ditunjuk.
Nah, untuk yang hasil swab PCR-nya belum keluar, maka tidak boleh untuk keluar kamar hotel. Jika hasil tes swab sudah keluar, bukan artinya bisa bebas ke mana saja, karena tidak boleh keluar dari hotel.
"Di hotel itu enggak boleh menerima tamu, Duta Besar Indonesia di Qatar berencana akan bertemu dengan kami, tapi sayang sekali karena aturan tersebut hal tersebut jadi batal," bebernya.
Lebih lanjut Kemal juga menjelaskan bahwa suasana seperti itu adalah rutinias yang menjengkelkan, bagi pembalap dan kru tim. Karena mereka tidak bisa kemana-mana selain berdiam diri di hotel.
Sehingga Kemal mengungkapkan bahwa hiburan yang paling menyenangkan yang dilakukan oleh pembalap dan kru tim adalah, mengobrol di sebelah kolam renang, tapi tidak sambil berenang karena tidak boleh.
Di Indonesia juga sama menerapkan sistem travel bubble, tapi pembalap baru sampai ke bandara sudah bisa berinteraksi dengan orang di luar bubble. Selain itu, sebelum melakukan tes pra musim, pembalap banyak melakukan aktivitas di luar ruangan.
Ada yang beli perlengkapan handphone, ada yang bermain sepeda, artinya banyak aktivitas pembalap berada di luar ruangan, bahkan sempat berinteraksi dengan warga
Menurut Abdulbar M. Mansoer, Direktur Utama ITDC menjelaskan bahwa mereka yang beraktivitas di luar "bubble" berada dalam pengawasan ketat. "Jadi kalau yang dilihat kemarin itu mereka sudah ada yang mengawasi. Mereka hanya boleh exercise, hotel dan di sirkuit, dan kalau ada yang berinteraksi itu dengan pengawasan kita," kata Abdulbar, dikutip VIVA Otomotif dari Antara Jumat 11 Februari 2022.
Lebih lanjut Abdulbar menjelaskan jadi ada dari panitia yang mengawasi, dan kita strict sekali. "Arahan dari Marsekal Hadi Tjahjanto selaku ketua panitia bahwa setiap perjalanan pebalap ke mana pun itu didampingi dengan satu personel dari BNBP dan panitia," bebernya.
Sementara itu, Ketua Bidang Penanganan Kesehatan Satuan Tugas COVID-19 Alexander Kaliaga Ginting mengemukakan aktivitas pembalap di ruang terbuka yang dilakukan sejumlah pebalap MotoGP di Mandalika, Lombok, dilakukan pada area gelembung karantina.
"Mereka ini setahu saya karantina bubble (gelembung). Sepanjang bubble-nya tidak pecah, mereka akan di bubble terus sampai lima hari," ujar Alexander Kaliaga Ginting.
Selain itu, Alexander juga menjelaskan bahwa bubble itu dalam satu gelembung 'stick in together'. Mereka yang berada di dalamnya harus sudah vaksinasi, PCR dengan hasil negatif, laporan klinis baik dan bersama terus, tidak boleh pecah gelembungnya.
Alexander menambahkan pelaku perjalanan gelembung atau travel bubble memiliki batasan ruang gerak, pada area yang telah ditentukan berdasarkan Surat Edaran Satgas Nomor 5 Tahun 2022 tentang Protokol Kesehatan Sistem Bubble Kegiatan MotoGP Mandalika Pada Masa Pandemi COVID-19.
"Bubble mulai dari bandara ke hotel, ke sirkuit terus balik lagi ke hotel, tiap hari di test baik rapid atau PCR," pungkasnya.