Terios 7 Wonders Borneo, Tantangan Menembus Perbatasan
- ADM
VIVA – Berbeda dari Terios 7 Wonders tahun-tahun sebelumnya, petualangan di tahun ini terbagi menjadi tiga etape. Pertama, rombongan diajak menikmati keindahan alam Bengkulu, Sumatera Selatan.
Usai lebaran, perjalanan dilanjutkan ke wilayah barat Kalimantan, 21-23 Juni 2019. Ekspedisi dimulai dari Kota Pontianak, lalu menuju utara lewat pesisir barat. Titik yang dituju, Kuching, Malaysia.
Medan yang dilewati sangat berliku, namun harus dilalui dengan kecepatan cukup tinggi, agar bisa tiba tepat waktu. Untungnya, meski jarak terendah ke tanah 220 milimeter, namun tidak terasa limbung. Penyempurnaan yang dilakukan Daihatsu, tampaknya sukses membuat roda terus menapak di aspal dengan nyaman.
Tiba di Pos Lintas Batas Negara Entikong, Sanggau, seluruh pewarta yang turut serta dalam tujuh unit All New Daihatsu Terios, turun dan menuju gedung. Satu per satu kami diperiksa kelengkapan dokumennya.
Tak hanya orang, setiap kendaraan yang akan menuju Malaysia, juga dicek dengan ketat. Baik barang yang ada di dalam kabin, maupun kondisi dari mobil itu sendiri.
Jika Anda berniat untuk menuju Kuching, Sarawak, maka ada beberapa dokumen yang perlu disiapkan. Untuk kendaraan, selain Surat Tanda Nomor Kendaraan atau STNK, pastikan juga Anda mengurus Road Tax dan asuransi.
Biayanya 120 Ringgit, atau sekitar Rp410 ribu. Pastikan juga, bahwa mobil yang Anda gunakan adalah milik sendiri. Jika bukan, maka wajib membawa surat pengantar dari kepolisian.
“Untuk SIM (Surat Izin Mengemudi), tergantung jarak. Kalau hanya masuk ke Malaysia, SIM lokal sudah cukup,” ujar salah satu petugas keamanan PLBN Entikong, Tomi Saputra.
Tak hanya surat kendaraan, kondisi dari mobil itu sendiri juga harus sesuai dengan peraturan yang ada di Malaysia. Seperti, penempelan stiker pada bodi dan kaca film.
“Bodi mobil enggak boleh ada stiker. Kaca film harus terang, 20 persen. Jika gelap, solusinya ya dilepas,” ungkap salah satu sopir yang menemani rombongan, Danu Enggal Prasetyo.
Lepas dari Entikong, tim ekspedisi masih harus menyusuri aspal selama dua jam. Kontur jalan yang lumayan datar, membuat banyak anggota tim terlelap. Tak lupa, mereka mengisi baterai gawai melalui soket 12 Volt yang tersedia di konsol tengah serta ruang bagasi. (kwo)