Bus Listrik Masih Butuh Komponen Impor, Ini Alasannya
- VIVA/Dusep Malik
VIVA – PT Bakrie Autoparts menunjukkan keseriusan mereka, untuk menjual bus listrik di Indonesia. Sebagai tahap awal, bus listrik berjenis low deck dengan tipe C6 dan K9 lansiran BYD itu berstatus completely knock down.
Artinya, beberapa komponen secara utuh masih didatangkan dari China, namun dirakit di dalam negeri. Seperti yang disampaikan Chief Executive Officer PT Bakrie Autoparts, Dino A Ryandi.
Dia mengatakan, untuk saat ini karoseri aluminium bodi dikerjakan oleh Nusantara Gemilang Kudus. Sasis bagian atas, motor listrik, baterai dan komputer pengatur, masih didatangkan dari luar negeri.
“Beberapa komponen, seperti ban, pelek, suspensi, jok dan lain-lain, produksi dalam negeri. Tahap berikutnya, Bakrie Autoparts merakit sasis dari BYD, serta karoseri bodi,” ujarnya kepada VIVA, Selasa 18 Juni 2019.
Menurutnya, CKD masih diperlukan untuk kendaraan yang berbasis penggerak listrik. Sebab, saat ini kendala ada pada teknologinya.
“Kalau dari nol, masih sulit (buat bus listrik). Teknologinya enggak gampang. Yang kami bisa lakukan, memperbanyak kandungan lokal, di atas 60 persen. Sekarang masih sekitar 50 persen,” tuturnya.
Alasan lain mengapa bus listrik masih membutuhkan impor komponen, adalah karena bahan baku. Bahkan, saat ini hanya China yang memiliki ketersediaan bahan baku baterai.
“Bahan baku cobalt dan lithium tidak ada di Indonesia, di dunia pun jarang sekali. BYD ini world leader di bidang baterai lithium. Mereka punya paten untuk teknologi baterai, sekaligus sistem manajemennya,” ungkapnya. (yns)