Terios 7 Wonders Bengkulu: Menyintas Bencana
- VIVA/Krisna Wicaksono
VIVA – Setiap tahun, Daihatsu Indonesia menggelar ekspedisi Terios 7 Wonders. Untuk tahun ini, ada tiga pulau yang akan dijelajahi, yakni Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.
Episode pertama dimulai di Bengkulu, 27-29 April 2019. Banyak yang menganggap, wilayah ini kurang menarik untuk dikunjungi. Beberapa warga setempat yang ditemui VIVA mengatakan, tambang batubara hanya satu-satunya hal yang dianggap penting di kawasan tersebut.
Namun ternyata, itu tidak benar. Saat VIVA bersama rombongan T7W berpetualang selama tiga hari, banyak hal menakjubkan di wilayah yang dikenal sebagai tempat pembuangan tahanan politik itu.
Pada hari pertama, rombongan diajak menyusuri Pantai Panjang, menuju ke pusat konservasi gajah di Seblat, Bengkulu Utara. Sepanjang jalan, kami sudah diberi cobaan berupa bencana alam.
Hujan yang mengguyur sejak beberapa hari, membuat suasana Kota Bengkulu menjadi kacau. Dimana-mana terjadi kemacetan. Banyak jalan yang tidak bisa diakses. Bahkan, rombongan terpaksa menerabas genangan setinggi setengah ban mobil All New Terios yang dikendarai.
Untungnya, tidak ada satu pun mobil yang mengalami kendala. Dalam kondisi hujan, akhirnya enam unit mobil dapat tiba di Seblat, setelah sebelumnya melalui jalur lumpur dan longsor di beberapa titik.
Cobaan belum berakhir. Usai dari pusat konservasi, tim T7W harus menuju Danau Tes di Lebong, untuk beristirahat. Saat menyusuri jalur, terjadi gempa berkekuatan 5,2 skala Richter. Bencana ini membuat jembatan menuju Lebong, tidak bisa dilintasi.
Akhirnya, tim memutuskan untuk mengambil jalur yang sudah lama ditinggalkan masyarakat. Jalur tersebut memang bisa memangkas waktu, namun kondisinya berada di hutan dan sangat terjal. Satu per satu mobil dibawa melintasi tanjakan berbatu, dengan kemiringan lebih dari 50 derajat.
Rasa tidak percaya sempat menyeruak, saat mobil bisa mencapai puncak tanjakan. Dibutuhkan kemampuan mengemudi yang sangat ahli, untuk bisa membawa mobil berpenggerak roda belakang itu naik di tengah licinnya batu-batu.
Setelah menyusuri kelamnya hutan di tengah malam, akhirnya rombongan tiba di Danau Tes pada pukul 04.00 WIB. Tanpa basa-basi, seluruh tim langsung merebahkan diri di tenda yang sudah disediakan.