Jenderal Berdarah Kopassus Penggebrak Kartel-kartel Malaysia Dimutasi TNI ke Jakarta
- Korem 121 ABW
VIVA – 22 Desember 2024, akhirnya Brigadir Jenderal TNI Luqman Arief resmi menyerahkan tongkat komando Komandan Komando Resor Militer (Danrem) 121/Alambhana Wanawai kepada adik kelasnya di Akademi Militer Brigjen TNI Purnomosidi.
Lulusan Akmil 1996 itu, menyerahkan jabatan yang telah dijabat sejak Juli 2023 karena dipindahtugaskan kembali ke Jakarta untuk menjabat Perwira Staf Ahli Tingkat II Kepala Staf TNI Angkatan Darat (PA Sahli Tk II KSAD) Bidang Komunikasi Sosial.
"Sertijab iin merupakan mekanisme dalam organisasi TNI. Bahkan sudah menjadi tuntutan organisasi karena hal tersebut memiliki makna penting dan strategis, dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas satuan sehingga lebih efektif dalam melaksanakan tugas pokoknya," ujar Mayjen TNI Iwan Setiawan dilansir VIVA Militer, Selasa 24 Desember 2024.
Brigjen TNI Luqman Arief mulai menjabat Danrem 121/ABW menggantikan Brigjen TNI Pribadi Jatmiko yang ketika itu harus meninggalkan dunia militer tanah air karena memasuki masa purnabhakti alias pensiun dari dinas militer.
Sejak menjabat Danrem 121, mantan Dandim Jakarta Pusat banyak menciptakan berbagai inovasi program kemiliteran. Salah satu programnya yang menjadi pusat perhatian masyarakat adalah program Radar Embrio Anti Narkoba.
Yaitu sebuah program kemanunggalan TNI dengan rakyat untuk menciptakan jaring kesadaran sosial agar masyarakat mau berperan serta membantu TNI untuk menutup semua celah jalur penyelundupan narkoba dari Negeri Jiran ke Indonesia melalui wilayah Kalimantan Barat.
Program ini ditelurkannya menyusul semakin gencarnya serangan kartel-kartel narkoba Malaysia dalam menyelundupkan barang haram ke wilayah NKRI. PERANG TOTAL terhadap para kartel pun mulai dikobarkan pada 27 Juni 2024 seiring dengan diluncurkannya program itu.
Di barisan depan pertempuran, Brigjen TNI Luqman Arief mengandalkan dua batalyon yang bertugas menjaga perbatasan RI-Malaysia yang membentang sepanjang 398 kilometer, yaitu Batalyon Zeni Tempur (Yonzipur) 5/Arati Bhaya Wighina dan Batalyon Kavaleri 12/Beruang Cakti.
Dan program Radar Embrio Anti Narkoba itu benar-benar menjadi gebrakan besar yang cukup membut nyali para kartel narkoba mendadak ciut. Bagaimana tidak, baru 19 hari Jenderal berdarah Komandan Pasukan Khusus (Kopassus) itu memproklamirkan Radar Embrio, prajurit Yonkav 12/BC berhasil menggagalkan penyelundupan 35,9 kilogram sabu-sabu dan 38.076 butir pil ekstasi di Temajuk, Sambas.
Berselang 14 hari, pasukan Beruang Cakti kembali menggagalkan penyelundupan sabu-sabu. Kali ini sebanyak 6,3 kilogram.
Sektor Barat perbatasan negara dibuat membara oleh pergerakan Pasukan Beruan Cakti. Sampai-sampai para kartel mengubah strategi penyelundupan dengan tak lagi terfokus pada jalur tikus Sektor Barat saja, tapi juga melalui Sektor Timur.
Tapi sayang, di Sektor Timur ada Pasukan Yonzipur 5/ABW. Terbukti pertengahan Agustus 2024 Satgas Yonzipur 5/ABW bikin otak para kartel narkoba berguncang hebat. Karena sabu seberat 8,4 kilogram yang diselundupkan melalui perbatasan berhasil digagalkan.
Di bawah Komando Brigjen TNI Luqman Arief, kedua batalyon itu saling bergantian menggagalkan penyelundupan narkoba. Bahkan dua hari sebelum menyerahkan jabatan Danrem, Brigjen TNI Luqman Arief melalui perjuangan prajurit Yonzipur 5/ABW masih mampu menggagalkan 4 kilogram sabu yang diselundupkan melalui wilayah Sei Tekam, Sekayam.
Jadi walau cuma dalam waktu 6 bulan saja, Brigjen TNI Arief bersama seluruh pasukan yang dipimpinnya sebagai Danrem sekaligus Komandan Komando Pelaksana Operasi (Dankolakops) perbatasan negara, beliau berhasil menggagalkan ratusan kilogram sabu dan ratusan ribu butir pil ekstasi dengan nilai ratusan miliar rupiah.
Sekarang semua kisah Brigjen TNI Luqman Arief sebagai Danrem penggebrak kartel narkoba sudah berakhir seiring telah diserahkannya jabatan. Dan semua berharap Danrem baru bisa melanjutkan program itu.