Musala Warisan Abah Haji Dibongkar Pasukan Maung Kodim 619 TNI, Mang Osep Menangis
- Kodim 619 maung
VIVA – Ternyata banyak cerita menarik di balik pelaksanaan program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) 120 di jajaran Komando Resor Militer (Korem) 063/Sunun Gunungjati, Kodam III Siliwangi.
Pada kenyataannya, program TMMD yang dilaksanakan enggak cuma berupa pembangunan fisik fasilitas umum seperti jalan saja. Tapi banyak kegiatan lainnya yang diperbuat prajurit-prajurit TNI untuk dapat meringankan kesulitan masyarakat.
Salah satunya seperti yang terpantau dalam pelaksanaan TMMD 120 Komando Distrik Militer (Kodim) 0619/Purwakarta. Pada TMMD kali ini, Kodim Purwakarta mengambil lokasi di sebuah desa terpencil bernama Gurudug yang berada di Kecamatan Pondoksalam, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.
Ceritanya begini, dalam TMMD kali ini, target utamanya adalah pembangunan jalan utama desa sepanjang lebih dari 600 meter. Jalan ini dibangun karena memang sangat penting fungsinya bagi masyarakat setempat. Terutama bagi para petani untuk mengangkut hasil panen dari sawah mereka di perbukitan ke desa.
Hanya saja, Komandan Kodim Purwakarta, Letnan Kolonel Inf Ardiansyah enggak mau kalau cuma pembangunan jalan jadi target utama. Kebetulan sekali dalam proposal TMMD yang diajukan oleh Komandan Kodim sebelumnya, ada sebuah musala dan sebuah rumah warga yang dimasukan jadi sasaran untuk diperbaiki.
Makanya setelah resmi menjabat Dandim Purwarkarta pada 7 Mei 2024, pada keesokan harinya Selasa 8 Mei 2024, abituren Akademi Militer 2024 itu langsung turun ke lokasi TMMD dan melihat kondisi musala.
Secara keseluruhan kondisi musala bernama Al-Maarid itu memang sudah mengkhawatirkan. Terutama bagian plafon dan atap yang rentan roboh karena mulai mengalami kerusakan. Kayu-kayu pun sudah keropos dan makan rayap.
Dan kalau terus dibiarkan seperti itu, lama-lama akan membahayakan. Sebab musala itu selama ini aktif digunakan masyarakat untuk kegiatan salat dan mengaji.
"Atap dan yang rusak-rusak bongkar saja semua, nanti kita perbaiki ganti baru supaya nanti nyaman dipakai beribadah," kata Raja Aibon ke perwira-perwira Kodim 619 yang mendampingi.
Hanya dalam hitungan jam setelah perintah Raja Aibon turun, prajurit TNI bersama masyarakat langsung membongkar atap musala. Dan proses perbaikan bangunan musala pun digeber.
Mang Osep Menangis
Ada peristiwa di luar dugaan terjadi saat satu persatu genteng atap musala dibongkar. Mang Osep salah satu warga setempat dan keluarganya menangis.
"Sedih waktu ningali mulai dibongkar, inget pesan dah ieu warisan abah," kata Mang Osep.
Mang Osep ini adalah anak mantu dan Haji Jaji. Haji Jaji ini adalah orang yang dengan sukarela membangun musala itu dengan biayanya sendiri.
"Ieu teh dibangun Ku Abah, jeung ibadah. Barudak ngaraji. Dibangun sorangan, dina taneuh sorangan jeung anak cucu, jeung masyarakat dieu nu keur eta teu gaduh musala," kata Mang Osep saat berbincang dengan VIVA Militer.
Musala bernama Al-Maarid ini dibangun Haji Jaji pada 2009. Musala dibangun di atas tanah pribadinya. Namun, karena termakan usia, fisik bangunan musala mulai mengalami kerusakan. Plafon sudah pada jebol, kayu-kayu mulai kropos dimakan rayap. Sayangnya, Abah tak lagi memiliki uang untuk memperbaiki musala yang dibangunnya itu hingga tutup usia 8 bulan lalu.
"Hatur nuhun ka Bapak Dandim, bapak tentara anu daratang ka dieu perbaiki musala ini," kata Mang Osep.
Raja Aibon menargetkan Musala Al-Maarid akan selesai diperbaiki dan dapat kembali digunakan masyarakat dalam waktu dua pekan ke depan. Karena itulah, pengerjaan musala terus digaasss poolll.
Baca: Pagi Buta Papua Membara, Pasukan Operasi TNI Gempur Benteng OPM di Hutan Pogapa