TNI AL Kirim Kapal Perang Bantu Evakuasi Korban Erupsi Gunung Ruang
- Dispenal
Manado – TNI Angkatan Laut mengerahkan kapal perang KRI Kakap-811 untuk mengevakuasi korban terdampak erupsi Gunung Ruang di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara.
Kapal perang yang bertugas dibawah Satuan Patroli (Satrol) Lantamal VIII Manado itu bergerak cepat pada Kamis pagi, 18 April 2024 membawa 2.632 paket bantuan kemanusiaan dari Kementerian Sosial serta sejumlah bantuan kemanusiaan berupa kebutuhan pokok bagi masyarakat yang terdampak bencana diturunkan di Dermaga Umum Tagulandang.
Bantuan kemanusiaan yang disalurkan terdiri dari ribuan paket makanan, selimut, tenda, genset hingga pakaian untuk orang dewasa maupun anak-anak, yang sangat dibutuhkan bagi masyarakat terlebih ditengah kondisi darurat.
Selain pemberian bantuan, TNI AL juga mengerahkan sejumlah prajuritnya untuk mengevakuasi masyarakat yang terdampak bencana.
"Hingga saat ini sebanyak 195 orang warga Tagulandang telah di evakuasi dalam KRI Kakap-811, yang selanjutnya akan dibawa menuju Bitung," kata Komandan KRI Kakap-811 Mayor Laut (P) Yacob Tri Raharjo dalam keterangan resminya.
Dia lebih jauh menjelaskan, dalam operasi kemanusiaan tersebut, kapal perang KRI Kakap-811 membawa 76 personel yang onboard di kapal, antara lain 25 orang personel Marinir Yonmarhanlan, 31 orang personel Brimob, 20 orang Tim Kemensos.
Aksi cepat TNI AL dalam pemberian bantuan kemanusiaan kepada korban bencana alam selaras dengan perintah Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Muhammad Ali kepada jajarannya untuk melaksanakan Operasi Militer Selain Perang (OMSP), serta bekerjasama dengan pemerintah daerah maupun pemerintah pusat dalam penanggulangan bencana alam.
Sebagaimana diketahui, Gunung Ruang meletus mengeluarkan lahar panas pada Selasa, 16 April 2024. Semburan lahar panas yang diikuti dengan hujan abu disertai batu dan kerikil telah mencapai ke permukiman warga yang ada di pesisir Tagulandang.
Demi menghindari adanya dampak erupsi yang lebih parah, pihak Pemerintah Kabupaten Sitaro mengevakuasi 828 warga sekitar dengan rincian sebanyak 506 warga Desa Laingpatehi dan 322 warga Desa Pumpente ke titik lokasi yang lebih aman.