TNI AL Kembali Diperkuat Kapal Harbour Tug Baru Buatan Dalam Negeri
- Istimewa/Viva Militer
Jakarta – TNI Angkatan Laut kembali diperkuat alutsista terbaru, yaitu satu unit Kapal Tunda atau Harbour Tug buatan industri pertahanan dalam negeri, PT Noahtu Shipyard. Kapal Tunda yang diberinama TD Ranai itu merupakan kapal tunda ketiga dari delapan kapal tunda yang dipesan TNI AL untuk memperkuat Pangkalan Angkatan Laut TNI AL.
Wakil Kepala Staf TNI AL (Wakasal) Laksamana Madya TNI Erwin S. Aldedharma, mewakili Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali hari ini secara resmi menerima unit kapal tunda (harbour tug) TD Ranai di galangan kapal PT Noahtu Shipyard di Tanjung Priok, Jakarta Utara.
“Harbour tug TD Ranai ini nantinya akan memperkuat jajaran Lantamal (Pangkalan Utama TNI AL) IV Batam sehingga diharapkan mampu meningkatkan kemampuan dukungan operasi di jajaran Koarmada (Komando Armada) I,” kata Wakasal Laksdya TNI Erwin S. Aldedharma saat membacakan sambutan Laksamana Ali pada upacara serah terima kapal TD Ranai di Galangan Kapal Noahtu Shipyard di Tanjung Priok, Jakarta, Jum'at, 8 Desember 2023.
Lebih jauh Wakasal menyampaikan, keberhasilan membangun kapal tunda dalam negeri itu juga mencerminkan tekad Pemerintah RI memperkuat industri pertahanan, terutama galangan-galangan kapal dalam negeri.
“Pembangunan harbour tug TD Ranai oleh Noahtu Shipyard bukan hanya pencapaian teknologi dan kapasitas, serta kapabilitas industri dalam negeri, tetapi juga merupakan bukti nyata dari kemandirian sektor pertahanan Indonesia,” ujarnya.
Wakasal menuturkan, TD Ranai adalah unit ketiga kapal tunda pesanan TNI AL yang rampung pada tahun ini setelah TD Irau dan TD Umsini pada 21 Agustus 2023. Wakasal menjelaskan tiga kapal itu merupakan “sistership” yang artinya desainnya mirip, serta punya spesifikasi dan kemampuan yang sama.
“Desainnya sama semua dan memang semuanya baik dimensi dan kemampuan sama. Jadi bisa dikatakan seperti sistership, semuanya ini akan dimiliki jajaran TNI AL,” kata Laksdya Erwin.
Laksdya TNI Erwin lebih jauh menjelaskan, selain sebagai kapal tunda yang berfungsi sebagai pengarah kapal perang TNI AL keluar masuk dermaga atau pelabuhan, keunggulan kapal tunda buatan Noahtu yang diterima TNI AL, antara lain berfungsi sebagai kapal pencarian dan penyelamatan (SAR) karena dilengkapi dengan perangkat pemadam api untuk membantu mematikan api dan evakuasi korban di laut. Perangkat pemadamnya, yaitu external fire fighting system dengan independent engine drive berkapasitas 650 meter kubik per jam.
Kapal itu juga didesign dengan teknologi terbaru, antara lain bollard pull 35 ton, sudut pandang rumah kemudi hingga 360 derajat yang memungkinkan kapal berputar ke seluruh penjuru, dan sistem propulsi azimuth stern drive yang memungkinkan kapal bermanuver 360 derajat dalam posisi diam di tempat.
Kapal yang panjangnya 30 meter, lebar 12 meter, dan tinggi 5,10 meter itu dapat berlayar dengan kecepatan hingga 12 knot dengan endurance (daya tahan berlayar) hingga 5 hari, serta dilengkapi dengan akomodasi yang cukup untuk 10 orang personel sebagai pengawak kapal.
Kapal tunda itu juga dapat membantu lepas dan sandar kapal-kapal besar yang tonasenya mencapai 5.000 GT—8.000 GT (gross tonnage).