Diduga OPM Pakai Senjata Fenomenal Terbahaya Dunia saat Peristiwa Berdarah Pos Pandawa Kostrad TNI
- Yonif Mekanis 411 Pandawa Kostrad
VIVA – TNI berduka cita...
Dua prajurit TNI dari Satuan Tugas Mobile Batalyon Infanteri 411/Pandawa, Kostrad, TNI Angkatan Darat gugur dalam penyerangan brutal yang dilancarkan Kelompok Separatis Teroris (KST) OPM Papua di Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan.
Kedua prajurit TNI yang gugur itu yakni Pratu Sandy Primadana dan Prada Muhammad Fadli.
Berdasarkan informasi yang didapatkan VIVA Militer, Jumat 1 Desember 2023, kedua prajurit Pasukan Pandawa Kostrad itu gugur dengan luka tembak di area titik kuat Pos TNI Paro. Mereka ditembak saat sedang mengambil air untuk kebutuhan memasak.
Penyerangan terjadi pada Kamis sore sekira pukul 16:18 WIT, teroris OPM melakukan penembakan secara membabi buta dari semak-semak sekitar 200 meter dari Pos Paro.
Yang paling mengejutkan dari peristiwa penyerangan ini ialah, diduga teroris OPM menyerang kedua prajurit itu dengan menggunakan senjata otomatis yang selama ini sangat fenomenal di dunia militer internasional.
Senjata yang dipakai teroris OPM untuk membunuh prajurit TNI itu yakni FN Minimi. Senjata ciptaan Maurice Bourlet, yang pertama kali di Fabrique Nationale de Herstal (FN), sebuah perusahaan senjata milik Belgia.
FN Mimini merupakan senapan mesin ringan yang memiliki daya menghancurkan lawan yang tak perlu diragukan lagi. Karena itulah, lebih dari 40 negara di dunia termasuk Indonesia menggunakan senjata ini untuk kepentingan internal militer. Malahan Indonesia memproduksi sendiri FN Minimi melalui PT Pindad dengan versi SM3.
Senjata yang pertama kali digunakan sejak tahun 1979 ini dioperasi dengan munisi standar NATO, 5,56 MM. Dari moncongnya, Minimi bisa menyemburkan sebanyak seribu butir dalam durasi cuma satu menit. Kecepatan peluru yang dilesatkan mencapai 968 meter perdetik.
Yang lebih berbahaya lagi, FN Minimi memiliki jarak efektif penembakan mencapai 1,5 kilometer. Bisa dibayangkan, bagaimana situasi di Pos Paro saat teroris OPM memuntahkan peluru dengan Minimi ke arah kedua prajurit dengan jarak 200 meter.
Sampai saat ini belum diketahui pasti berapa pucuk teroris OPM memiliki senjata pembunuh ini. Dan dari mana mereka mendapatkan senjata itu. Yang pasti FN Minimi bukan senjata sembarangan, sejak muncul senjata ini selalu digunakan di setiap peperangan yang terjadi di dunia dan ribuan nyawa telah melayang di tangan Minimi.
Atas peristiwa ini, keluarga besar VIVA Militer turut berbelangsungkawa yang sedalam-dalam. Semoga pengorbanan dan perjuangan prajurit TNI yang gugur dalam penyerangan di Pos Paro mendapatkan pahala yang terbaik dari Allah SWT. Selamat jalan kusuma bangsa, tunai sudah janji bhakti....
Baca: Geger Muncul Suara Gemuruh dan Lumpur dari Dalam Tanah Kota Wali, TNI Turun Tangan