Kisah Pasukan Tengkorak Kostrad TNI Habiskan 20 Juta 2 Jam dan Sisihkan Uang Makan Demi Warga Papua
- Yonif PR 305 Tengkorak
VIVA – Selasa siang masyarakat Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah, berkerumun memenuhi Pos Mamba, salah satu pos Satuan Tugas Organik Batalyon Infanteri Para Raider 305/Tengkorak, Kostrad, TNI Angkatan Darat.
Masyarakat datang berduyun-duyun bukan untuk berunjukrasa. Tapi, mereka datang karena semua hasil bumi yang dibawa dari kebun-kebun akan diborong habis tanpa tawar oleh Pasukan Tengkorak.
Sejak pagi Wakil Komandan Satgas Organik Yonif PR 305/Tengkorak, Mayor Inf Anjas bersama Kapten Inf Poltak si Gembala dan Kapten Inf Suryo alias Laksmana telah menyiapkan Pos Mamba untuk dijadikan lokasi pelaksanaan program unggulan borong hasil bumi.
Cuma dalam waktu dua jam saja, semua dagangan hasil bumi para mama telah ludes diborong.
"Alhamdulillah Program Borong Hasil Bumi dalam rangka memperingati HUT ke-62 Kostrad, kurang lebih kita menghabiskan biaya hari ini 20 juta. Sudah cukup banyak, sehingga kami dapat memberikan hasil yang kita beli hari ini, kepada pos-pos yang berada di wilayah Kabupaten Intan Jaya. Semoga kegiatan ini dapat berjalan lagi ke depannya. Dan semoga Kabupaten Intan Jaya semakin aman, tentram dan stabilitas ekonomi semakin terjamin. Amakanie, Hormat, Papeda," kata Mayor Inf Anjas si Perdana Menteri.
Apa yang dilakukan Kesatria Tengkorak membuat masyarakat geleng-geleng kepala. Karena jumlah hasil bumi yang diborong sangat banyak.
"Ini buat acara bakar batu kah?" tanya salah satu Mama yang telah habis diborong semua bawaannya sambil terheran-heran.
Memang, hasil bumi yang diborong bukan untuk acara bakar batu, tapi akan didistribuskan merata ke seluruh pos-pos Satgas Yonif Para Raider 305/Tengkorak, untuk dijadikan bahan kebutuhan pokok di dapur.
Enggak cuma itu dari siaran resmi yang diterima VIVA Militer, Rabu 25 Januari 2023, setelah memborong hasil bumi, di Pos Mamba, Kapten Inf Suryo ternyata juga telah menyiapkan makanan siap santap yang direncanakan akan dibagikan siang harinya untuk masyarakat yang bari pulang beraktivitas dari Pasar Sugapa.
Seperti biasanya, setiap kali hasil bumi diborong Kesatria Tengkorak, masyarakat terutama para mama pasti langsung menuju ke Pasar Sugapa untuk berbelanja kebutuhan pokok.
Nah momen mereka kembali dari pasar menuju kampung itulah yang akan dimanfaatkan Pasukan Tengkorak untuk menggiatkan program berbagi.
Masyarakat yang melintas di depan pos dipersilakan untuk makan siang dulu, selain itu masyarakat juga diperbolehkan membungkus makanan yang disediakan untuk dibawa pulang.
"Pada siang hari ini, bisa kita lihat bersama, program berbagi yang perdana di Posramil Mamba. Ini merupakan program yang pertama di Posramil Mamba, untuk berbagi kepada masyarakat, khususnya masyarakat yang jauh. Ini masyarakat dari Titigi, Hitadipa, Mamba, Sambili, semuanya berkumpul di sini, sama-sama. Mereka berinteraksi dikegiatan berbagi kami. Dalam rangka HUT Kostrad, program berbagi ini semoga menjadi manfaat bagi kita semua. Dan, program ini akan kita laksanakan setiap Selasa dan Jumat. Jadi, seminggu itu bisa kita laksanakan dua kali, di hari pasar. Mereka pagi-pagi berangkat ke pasar, kemudian siang mereka kembali ke kampung masing-masing. Mereka mampir ke Posramil Mamba untuk bersama-sama menikmati hidangan siang sebagai bekal untuk mereka kembali ke kampung halaman," ucap Suryo si Laksmana.
Dan yang tak diduga-duga, ternyata untuk program berbagi makanan, dananya itu didapatkan dari hasil patungan Mayor Inf Suryo dan pasukannya.
Jadi atas kesepakatan bersama antara Mayor Inf Suryo dengan para prajuritnya. Mereka menyisihkan uang jatah makan untuk dipakai membiayai pembelian kebutuhan masak makan siang yang akan dibagikan ke masyarakat. Hal ini sama seperti yang dilakukan Komandan Wir di Pos J2.
Di waktu bersamaan, di sektor timur tepatnya di Pos Titigi, Letnan Satu Reza Hidayat alias si Ronggolawe bersama pasukannya juga menggelar program borong hasil bumi di wilayah tugasnya.
Walau berada di bawah teror Kelompok Separatis Teroris (KST) TPNPB OPM, Lettu Inf Reza dan timnya sama sekali tak gentar keluar pos demi bisa berjumpa dengan masyarakat.
Begitu juga dengan masyarakat, saat ini mereka tak lagi takut keluar rumah untuk mendatangi Pos Titigi dengan membawa hasil buminya.
Padahal di waktu-waktu sebelumnya, masyarakat selalu dilanda ketakutan akan kekejaman KST OPM sehingga tak ada yang berani keluar rumah apalagi berinteraksi dengan prajurit TNI.
Sebab OPM mengancam akan menghabisi siapa saja masyarakat yang bergaul dengan TNI. Karena dianggap sebagai mata-mata. Kalau pun ada masyarakat yang sudah kepepet banget butuh uang, ia akan mendatangi Pos TNI untuk menjual hasil bumi secara sembunyi-sembunyi.
Namun kini semua sudah jauh berbeda, enggak cuma datang kes Pos Titigi agar barangnya diborong lalu setelah dapat uang langsung pergi, tapi masyarakat juga bercengkrama dulu bersama prajurit TNI.
Masyarakat yang datang ke Pos Titigi berasal dari kampung-kampung yang selama ini dikenal sebagai basis-basis KST OPM. Seperti Titigi, Dugusiga, Eknemba dan juga Hitadipa
Lalu, kemana dan di mana Komandan Satgas Yonif PR 305/Tengkorak, Letnan Kolonel Inf Ardiansyah alias Raja Aibon Kogila?. Biasanya dia ikut menemui masyarakat yang jual hasil bumi.
Ternyata Raja Aibon Kogila yang biasanya terjun langsung, pagi ini hanya berkeliling, memperhatikan betapa bahagianya masyarakat dengan aksi yang dilakukan Ksatria Kostrad dari Karawang.
Saat berkeliling, Raja Aibon berkesempatan memberikan penjelasan kepada beberapa masyarakat yang terkaget-kaget melihat kolam di depan Pos Mamba yang dipenuhi ikan lele.
Raja Aibon Kogila memberitahu masyarakat bahwa jika sudah tiba waktunya, lele tersebut akan dipanen kemudian akan dibagikan kepada masyarakat.
Budidaya lele merupakan salah satu dari beberapa program Ketahanan Pangan Satgas YPR 305 Tengkorak Kostrad, yang dijalankan selama bertugas di Intan Jaya.
Baca: Pamit Tinggalkan Militer, 5 Pelatih Tempur TNI Terharu Dibelikan Motor Baru Sama Jenderal Sonny