Brigjen TNI Bangun Ungkap Kisah Pilu Pendiri Aremania Hilang Usai Tragedi Kanjuruhan
- VIVA Militer/Istimewa Brigjen TNI Bangun Nawoko
VIVA – 12 hari sudah berlalu, Tragedi Maut Kanjuruhan masih menyisakan banyak cerita pilu yang tak semua terungkap. Salah satunya tentang kisah yang dialami pendiri Aremania/Aremanita, Ovan Tobing.
Usai keributan yang berbuntut pada hujan gas air mata dari moncong-moncong senjata petugas kepolisian yang menyebabkan ratusan suporter meninggal sia-sia, Ovan Tobing alias OT menghilang entah kemana.
Padahal, beliau merupakan salah satu orang yang paling ditunggu kehadirannya di muka umum untuk mengungkap cerita yang dia saksikan di Stadian Kanjuruhan usai Arema dikalahkan Persebaya pada 1 Oktober 2022.
Banyak yang bertanya-tanya, kemana dan apa yang terjadi pada Master of Ceremony (MC) kondang itu?.
Ternyata baru-baru ini perwira tinggi TNI Angkatan Darat, yakni Brigadir Jenderal TNI Bangun Nawoko berkesempatan untuk berjumpa dengan Ovan Tobing yang disebutnya sebagai dulur atau saudara.
Melalui media sosialnya, dilansir VIVA Militer, Rabu 12 Oktober 2022, lulusan Akademi Militer (Akmil) 1992 itu mengungkap semua hal yang diketahui dari perjumpaan dengan OT.
Jenderal TNI yang kini menjabat sebagai Wakil Asisten Operasi Kepala Staf TNI Angkatan Darat bidang Rencana Operasi (Waasops KSAD Renops) menuliskan, pada akhir pekan lalu, beliau sengaja datang ke Malang khusus untuk menemui sahabatnya itu.
Menurut Brigjen TNI Bangun, dia tergerak untuk menemui OT karena dirundung rasa penasaran yang mendalam dengan kondisi OT pasca Tragedi Maut Kanjuruhan.
"Saat week end saya sengaja ke Malang untuk menyambangi dulurku Ovan Tobing (OT) salah satu pendiri Aremania/Aremanita hal ini karena penasaran yang mendalam kenapa gak muncul pasca tragedi Kanjuruhan," tulis mantan Komandan Resor Militer 174/Anim Ti Waninggap, Papua itu.
Dari perjumpaan itulah terungkap sebuah alasan yang menyebabkan OT memilih menghilang usai Tragedi Maut Kanjuruhan.
"Sungguh kuberikan empati yang mendalam setelah tahu alasannya menghilang, bagaimana tidak, OT menghukum dirinya begitu keras di saat usianya yang kian renta dan kondisi kesehatan yang kurang prima," ujar Brigjen TNI Bangun dalam tulisannya.
Brigjen TNI Bangun menceritakan, OT merupakan orang yang menyaksikan langsung tragedi itu dan dia sempat menyaksikan dengan mata dan kepalanya sendiri ketika beberapa Aremania meregang nyawa di stadion kebanggaan Arema itu.
"OT mengatakan bahwa karena dirinya mendirikan Aremania maka jatuh ratusan korban dan merasa sebagai dosa yang tak termaafkan. Sungguh tak adil bila si tua renta OT punya perasaan seperti, seharusnya kini OT bisa menyaksikan besutannya menjadi klub yang besar dengan suporter militan bahkan tidak hanya milik warga Malang. Namun tragedi itu seolah bagi OT malah menjadikan dirinya adalah orang yang paling bersalah dan berdosa. Tak pernah terbayangkan OT akan kehilangan ratusan Aremania dan Aremanita," tulis Brigjen TNI Bangun.
Dalam kondisi seperti itu, Brigjen TNI Bangun sangat bersyukur bisa berjumpa dengan OT dan mendengar kesedihan dan kepedihan yang tersimpan dalam hatinya.
"Jangan terlalu menyalahkan diri sendiri OT yakinlah pengorbanan ratusan nyawa Aremania/Aremanita adalah kebangkitan sepak bola dan suporter Indonesia yang lebih beradab. Yakinlah bahwa ke depan bola akan menjadi hiburan rakyat yang betul-betul menghibur," tulis Brigjen Bangun.
Ovan Tobing merupakan salah satu tokoh penting di balik berdirinya kelompok suporter Aremania dan Aremanita. Bahkan, julukan Aremania konon berasal dari tulisan pada jaket merah yang dikenakan Ovan Tobing di lapangan saat Arema melakukan laga ujicoba pada November 1994.
Baca: Ultimatum Keras Laksamana TNI Yudo Margono Buat Kapal Perang Asing di Natuna