Gaji Suami Cekak, Istri Jenderal TNI Putar Otak Jualan Es Mambo
- Instagram/@sbyudhoyonoachvs
VIVA – Menjadi prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) merupakan sebuah kebanggaan, meskipun ada risiko yang sangat besar yang harus dihadapi. Ada sebuah kisah di balik kesuksesan salah satu putra terbaik bangsa, Jenderal TNI (HOR) (Purn.) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Seperti yang diketahui, SBY dikenal sebagai prajurit TNI Angkatan Darat yang sangat dikenal dengan kecerdasannya. Bagaimana tidak, pria asli Pacitan, Jawa Timur, menyandang status lulusan terbaik Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI) 1973.
SBY menghabiskan karier selama 27 tahun di dunia militer, sebelum akhirnya terjun ke dunia politik. Intelejensi yang tinggi dan pengalaman memimpin satuan tempur dan komando teritorial, jadi modal utama SBY saat akhirnya terpilih menjadi Presiden Republik Indonesia (RI) ke-6 periode 2004 hingga 2014.
Di sisi lain, kesuksesan SBY di dunia militer dan politik tak lepas dari sosok seorang wanita tangguh yang senantiasa berada di sisinya. Ya, perempuan hebat itu tidak lain adalah Kristiani Herawati Yudhoyono, atau yang dikenal dengan sapaan Ani Yudhoyono.
Jauh sebelum SBY menjadi orang nomor satu di republik ini, Ani sudah ikut merasakan manis dan pahit menjadi istri seorang prajurit TNI. Sebuah kisah diceritakan Ani saat SBY masih berpangkat Letnan Satu (Lettu) TNI puluhan tahun silam.
Saat itu, gaji seorang Perwira Pertama (Pama) TNI Angkatan Darat ternyata sangat kecil. Dengan jabatan sebagai Komandan Pleton Mortir Batalyon Infanteri Linud 330/Tri Dharma, atau yang saat ini bernama Yonif Para Raider 330/Tri Dharma, SBY menerima gaji hanya sebesar Rp52.500.
Cerita ini dikutip VIVA Militer dari buki otobiografi Ani Yudhoyono dalam buku "Kepak Sayap Putri Prajurit" yang terbit sembilan tahun sebelum ia meninggal dunia.
Dengan kenyataan gaji yang diterima sang suami sangat kecil, Ani harus memutar otak untuk bisa memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Demi untuk mencukupi kebutuhan, putri mendiang Letjen TNI (Purn.) Sarwo Edhie Prabowo itu pun rela berjualan es mambo.
Diungkap Ani, es yang sudah dibuatnya di rumah kemudian dititipkan kepada Asisten Rumah Tangga (ART) untuk dijual di sekolah. Strategi Ani ini ternyata cukup berhasil. Diakuinya, penghasilan berjualan es mambo cukup lumayan. Dengan keuntungan yang didapat, Ani bisa membeli sejumlah bahan pokok semisal telur, daging atau ikan.
Di sisi lain, SBY juga kerap membawa jatah makanan yang didapatnya di satuan ke rumah. Ani menyebut, SBY biasanya membawa satu kaleng bubur kacang hijau atau telur rebus ke rumah. Setelah dibawa, biasanya jatah makanan SBY akan diberikan kepada putra sulungnya, yang tak lain adalah Kapten Inf (Purn.) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
"Pembantu Mbak Titiek kebetulan bersekolah. Dialah yang kami titipi termos dan berjualan es mambo," kisah Ani.
"Pak SBY tidak menyantapnya di kantor, melainkan disimpan untuk dibawa pulang. Sampai di rumah, biasanya aku olah kembali dengan menambahkan santan, gula merah dan pandan agar jumlah bubur kacang hijau semakin banyak dan bisa disantap bersama keluarga," kenangnya.
Apa yang dikisahkan Ani ini begitu menyentuh. Meskipun pernah dililit kesusahan, Ani tak pernah mengeluh atau bahkan menyesal menjadi istri seorang prajurit TNI. Kesetiaannya kepada SBY juga dibuktikan hingga maut menjemputnya pada 1 Juni 2019 lalu.