Kerja Nekat Mayjen TNI Maruli Cari Sumber Air untuk Hidupi Warga Bali
- Youtube TNI AD
VIVA – Sejumlah prajurit TNI Angkatan Darat yang berasal dari Komando Daerah Militer (Kodam) IX/Udayana menelusuri lembah terjal di Desa Gobleg, Kecamatan Banjar, Buleleng, Bali. Anak buah Pangdam Udayana Mayjen TNI Maruli Simanjuntak itu rela menembus semak belukar dan menelurusi lembah terjal untuk mencari sumber air untuk memenuhi kebutuha warga Desa Gobleg, Bali.
Ya, ternyata ketersediaan air bersih masih menjadi salah satu permasalahan yang sangat nyata di sejumlah desa terpencil yang terletak di Pulau Dewata itu.
Menyikapi kelangkaan air bersih tersebut, Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Maruli Simanjuntak langsung memerintahkan para pasukannya untuk membuat proyek instalasi Pompa Hidram dalam program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat di desa terpencil di Buleleng, Bali.
“Kita kan selalu berpegang teguh dengan 8 wajib TNI, memelopori usaha - usaha untuk mengatasi kesulitan masyarakat sekitarnya. Jadi perjalanan kami saya dulu pertama lihat di Bali Nusra (Nusa Tenggara) ini. Siapa yang nyangka Bali tidak ada air bersih. Ada sekian persen, masyarakat tidak punya air bersih,” kata Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Maruli Simanjuntak dilansir VIVA Militer dari akun youtube Dispenad, Jum'at, 5 Nopember 2021.
Mantan Komandan Pasukan Pengaman Presiden (Danpaspampres) Presiden RI Joko Widodo periode pertama itu mengatakan, sejak dirinya ditugaskan menjadi Pangdam Udayana, dia langsung memetakan wilayah teritorialnya yang meliputi Bali dan Nusa Tenggara. Menurutnya, hasil identifikasi yang paling nyata ditemukan adalah kelangkaan air bersih untuk kebutuhan warga.
"Karena ternyata masih banyak masyarakat yang membeli untuk mendapatkan air bersih di sini," ujarnya.
Dari situ, Maruli pun berencana untuk mewujudkan infrastruktur dasar berupa pompa air yang dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari dan pengairan sawah-sawah masyarakat.
Suami dari Paulina Panjaitan itu pun langsung turun ke lapangan. Dia membentuk tim khusus yang terdiri dari Prajurit Babinsa untuk memetakan dan melihat potensi sumber mata air yang dapat dialirkan ke rumah-rumah warga.
“Sebenarnya sejak awal saya berfikir ini project nekat kita. Tapi kami yakin ini adalah salah satu kemungkinan solusi lah. Kalau bilang solusi, kita terlalu hebat,” ujar pria kelahiran Bandung, Jawa Barat itu.
Bekerja di Medan Terjal
Membangun instalasi Pompa Hidram bukanlah hal yang mudah. Menurut Jenderal Bintang Dua yang dibesarkan Korps Baret Merah atau Kopassus itu, para prajurit Babinsa harus berjibaku menyusuri hutan di tengah lembah untuk membangun tempat penampung air hingga memasang pipa.
Bahkan, lanjutnya, di Desa Gobleg, bahan material seperti semen dan bagian mesin pompa harus dikirim menggunakan seutas tali untuk sampai ke arah sumber air dari ketinggian.
"Karena gotong royong yang melibatkan warga sekitar. Alhamdulillah, Air bisa disalurkan ke pipa dengan jangkauan hingga dua kilometer sampai pada warga merasakan air langsung dari sumbernya," ucapnya.
Dia menambahkan, proyek nekat membangun instalasi Pompa Hidram itu saat ini dilakukan di sejumlah desa yang terletak di Bali dan Nusra. Selain di Desa Gobleg, proyek instalasi pompa Hidram yang sudah beroperasi berada di Desa Tangguntiti, Selemadeg Timur, Tabanan, Bali.
Sementara itu, Pengurus Pengairan Tradisional di Desa Tangguntiti I Gusti Made Subiksa, mengaku sangat senang dengan program dari Kodam Udayana tersebut. Menurutnya, pembangunan instalasi Pompa Hidram sangat bermanfaat bagi masyarakat desa.
“Dulu dari atas air tidak ada. Karena musim hujan baru kita menanam padi. Mudah - mudahan air ini bisa naik dan melalui Subak (sistem pengairan sawah) kami,” kata I Gusti Made Subiksa.
“Ini luar biasa pak, luar biasa,” ucapnya dengan penuh bahagia.