Kisah Sersan Pasukan Tengkorak TNI Sambung Lidah Kapten Amerika
- Youtube
VIVA – Tak ada yang bisa menebak masa depan seorang manusia, kecuali Tuhan Yang Maha Esa. Begitu juga dengan apa yang dirasakan oleh Sersan Dua (Serda) Sabarudin, anggota satuan elite Batalyon Infanteri Para Raider 305/Tengkorak (Yonif PR 305/Tengkorak).
Beberapa waktu lalu, 12 orang prajurit Angkatan Darat Amerika Serikat (US Army) dari unit Security Force Assistance Brigade (SFAB) mendatangi sejumlah satuan elite Komando Cadangan Strategis TNI Angkatan Darat (Kostrad).
VIVA Militer melaporkan dalam berita Rabu 19 Mei 2021, unit kecil di bawah komando Kapten Leshaun Smith sempat berlatih bersama pasukan Yonif Mekanis Raider 411/Pandawa dan Yonif PR 305/Tengkorak.
Nah, saat Smith dan anak buahnya datang ke Markas Komando (Mako) Yonif PR 305/Raider di Karawang, Sabarudin mendapatkan pengalaman berharga. Ya, Sabarudin ditunjuk Komandan Yonif PR 305/Tengkorak, Letkol Inf Fajar Akhirudin, sebagai penerjemah (translator) sekaligus Bintara Bidang Bahasa.
Siapa sangka, Sabarudin ternyata sangat menguasai Bahasa Inggris. Oleh sebab itu, pria asal Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) ini cepat akrab dengan para tentara Amerika saat itu.
Dalam video yang diunggah di akun Youtube resmi TNI Angkatan Darat, ada sebuah cuplikan saat Sabarudin bercengkrama dengan Smith. Saat itu, Sabarudin mendatangi Smith sambil membawakan sebotol air mineral.
"Air minum Pak?" ucap Sabarudin sambil memberi sebotol air kepada Smith.
"Terima kasih," balas Smith.
Tak hanya sekedar basa-basi, Sabarudin tahu persis bahwa cuaca saat menjalani latihan sangat panas. Tentu, para tentara Amerika yang berasal dari iklim sub-tropis perlu beradaptasi ekstra menghadapi cuaca panas di Indonesia, khususnya di wilayah Karawang.
"Bagaimana kabar hari ini?" tanya Sabarudin lagi kepada Smith.
"Hari ini sangat baik. (Cuaca) agak panas, tapi tidak masalah," jawab Smith.
"Ya, ini lah Indonesia. Agak panas," kata Sabarudin lagi.
Kurang lebih, seperti itu lah kehangatan antara Sabarudin yang merupakan seorang prajurit TNI dengan perwira Angkatan Darat Amerika. Sabarudin yang diberi tugas sebagai penerjemah, begitu ramah dan sangat santun saat berhadapan dengan para serdadu asing itu.
Ternyata, kemahirannya berbahasa Inggris didapat justru sebelum ia masuk ke dunia militer. Sabarudin mengaku, sebelum memutuskan mengabdi sebagai seorang prajurit TNI Angkatan Darat, ia pernah berprofesi sebagai pemandu wisata (tour guide) di Lombok.
"Peran saya di sini sebagai Bintara bagian language operation, tugasnya menjadi translator untuk US Army dan Indonesia supaya bisa menerjemahkan bahasa-bahasa mereka ke prajurit." ujar Sabarudin.
"Komandan memilih saya karena punya pengalaman sebelum menjadi tentara, dulunya saya seorang pemandu wisata di Pulau Lombok. Dan, saya punya kelebihan dalam berbahasa Inggris," katanya.