Kepalanya Bolong, Sersan Kopassus Anak Buah Jenderal Luhut Tewas

VIVA Militer: Jenderal TNI (HOR) (Purn.) Luhut Panjaitan dengan anggota Kopassus
Sumber :
  • Facebook/Luhut Binsar Pandjaitan

VIVA – Seperti yang diketahui, sosok Jenderal TNI (HOR) (Purn.) Luhut Binsar Panjaitan pernah mempertaruhkan nyawanya dalam sejumlah pertempuran. Tak sedikit anak buah Luhut yang gugur di medan perang, dan akan selalu dikenangnya hingga akhir hayat.

Dirangkum VIVA Militer dari berbagai sumber, Luhut adalah salah satu Perwira Pertama (Pama) yang diterjunkan ke Timor-Timur dalam Operasi Seroja. Alumni Akademi Angkatan Bersenjata (AKABRI) 1970 ini bahkan terjun dalam gelombang pertama pada 7 Desember 1975.

Luhut mengisahkan, ada seorang anak buahnya yang berpangkat Sersan TNI yang tewas dalam pertempuran di Timor-Timur. Anak buah Luhut itu adalah Sersan Inf Ramdoni, anggota Kopassus yang meregang nyawa akibat peluru yang melubangi kepalanya.

Ramdoni sendiri adalah anggota Tim C Grup 1 Para Komando Satuan Lintas Udara Operasi Seroja, yang tewas pada hari pertama penerjunan.

VIVA Militer: Jenderal TNI (HOR) (Purn.) Luhut Binsar Panjaitan

Photo :
  • Facebook/Luhut Binsar Pandjaitan

"Jadi, kami dulu waktu Letnan saya lulus dari Akademi Militer langsung masuk di Kopassus. Terus kami disiapkan terkun ke Tim-Tim," ucap Luhut.

"Dulu ada anak buah saya, namanya Ramdoni, Sersan. Dia gugur kena tembak kepalanya di hari pertama penerjunan," katanya.

Menurut Luhut, saat itu ia dan rekan-rekannya sangat menyatu dengan perbedaan. Bahkan menurutnya, tak ada sama sekali yang menanyakan perihal identitas mendasar semisal agama atau suku.

Pada akhirnya, Luhut pun mengetahui identitas rekan-rekan maupun anak buahnya setelah yang bersangkutan gugur dalam pertempuran. Seperti halnya Ramdoni, kematiannya di Timor-Timur sempat membuat Luhut terheran-heran.

VIVA Militer: Luhut Binsar Panjaitan saat masih aktif berdinas di Kopassus TNI

Photo :
  • Facebook/Luhut Binsar Pandjaitan

"Kami enggak pernah tanya-tanya sukumu apa, agamamu apa? Tanya nya cuma satu, kamu berani enggak? Kamu kuat Enggak?" ujar Luhut melanjutkan.

"Ya pertanyaannya itu adalah dia (Ramdoni) mau dimakamkan terus tanya makamkan saja, makamkan saja. Lah kan Doni kan orang Bekasi, masa agamanya Kristen? Baru tahu di situ," katanya.

Masalah belum selesai sampai di situ. Ternyata Ramdoni adalah penganut Kristen mahzab Advent Hari ke-7. Saat akan dimakamkan, Luhut pun memerintahkan anak buahnya untuk mencarikan pendeta Saruni, sesuai dengan agama Ramdoni.

Namun demikian, situasi saat itu tidak memungkinkan untuk melakukan pencarian. Hingga akhirnya, Ramdoni pun dimakamkan dengan kondisi seadanya.

"Sudah cari pendeta cari pendeta, pendetanya ada Pak, dia pendetanya Saruni, Advent Hari ke-7. Di Kristen itu kan ada mahzab-mahzabnya juga. Mana ada di situ Advent Hari ke-7. Ya sudah kubur saja lah, pakai apa yang ada," ucap Luhut.