Nyawanya Terancam, Jenderal TNI Ini Tetap Kuat Puasa di Tengah Perang
- Instagram/@edy_rahmayadi
VIVA – Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa adalah salah satu pedoman wajib bagi setiap prajurit TNI, yang tertuang dalam Sapta Marga. Sebuah bukti ketakwaan kepada sang pencipta meskipun nyawa adalah taruhannya, dibuktikan oleh seorang sosok Purnawirawan Perwira Tinggi (Pati) TNI Angkatan Darat, Letjen TNI (Purn.) Edy Rahmayadi.
Menurut catatan yang dikutip VIVA Militer dari situs resmi Akademi Militer (Akmil), Edy merupakan salah satu putra terbaik yang lahir dari Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD), dan sarat pengalaman tempur semasa masih aktif berdinas.
Jelang memasuki bulan Ramadan yang hanya tinggal menghitung hari, ada kisah inspiratif yang datang dari mantan Panglima Komando Cadangan Strategis TNI Angkatan Darat (Pangkostrad) ini,
Sebagai seorang Muslim, Edy senantiasa menunjukkan rasa syukurnya kepada Allah SWT dengan menjalankan seluruh kewajiban beribadah. Salah satunya adalah berpuasa di bulan suci Ramadan.
Yang perlu dicontoh dari sosok Edy yang juga pernah menjabat sebaga Panglima Komando Daerah Militer I/Bukit Barisan (Pangdam I/BB), adalah keimanan dan ketakwaannya. Bagaimana tidak, ternyata Edy selalu berpuasa meskipun saat menjalankan tugas di Operasi Militer Perang (OMP).
Edy pernah ikut terjun dalam pertempuran Operasi Seroja di Timor-Timur. Di satu sisi, Edy harus memimpin anak buahnya dan menjaga kondisi fisik tubuhnya mengingat situasi perang yang bisa membahayakan nyawanya. Namun demikian, Edy tetap menjalankan kewajibannya berpuasa.
Sebuah pengalaman berkesan dan akan selalu diingat pria kelahiran Sabang 10 Maret 1961 ini. Suatu saat di Timor-Timur, Edy dan pasukannya hendak berbuka puasa di tengah hutan. Siapa sangka, Edy dan pasukannya justru jadi sasaran serangan kelompok pemberontak Front Revolusi Kemerdekaan Timor-Leste (Fretilin).
Ya, berondongan peluru milisi Fretilin melesat ke arah Edy dan anak buahnya. Sontak, Edy dan anak buahnya pun berhamburan menyelamatkan diri. Namun demikian, Edy dan pasukannya tetap melakukan perlawanan dan bahkan mampu memukul balik pasukan musuh.
"Karena saya mantan prajurit, di dalam buka puasa saat itu sedang kita berbuka puasa terjadi kontak tembak. Dan harus kita bertaburan semua makanan, kita sedang saling kejar, kita lupa kita kalau sedang melaksanakan kita sedang berbuka puasa," ujar Edy.
"Itu yang paling berkesan, bukan rindu. Buka puasa kan yang kita tunggung-tunggu. Tahu-tahu kita mengalami hal seperti itu di wilayah Timor-Timur," katanya.
Edy menghabiskan hidupnya selama 34 tahun mengabdikan diri sebagai prajurit TNI Angkatan Darat. Setelah pensiun pada 4 Januari 2018, suami dari Nawal Lubis ini melanjutkan pengabdiannya untuk Indonesia sebagai Gubernur Sumatera Utara (Sumut) sejak 5 September 2018.