3 Jenderal Kopassus TNI Eks Pentolan Kodam Papua Musuh Besar OPM

VIVA Militer: Jenderal TNI (Purn.) Sarwo Edhie Wibowo
Sumber :
  • Youtube

VIVA – Bukan perkara mudah untuk memimpin Komando Daerah Militer (Kodam) XVII/Cenderawasih. Komando teritorial TNI Angkatan Darat di ujung timur Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), memiliki sejumlah masalah khusus. Terutama, gerakan separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM).

Menurut data yang dikutip VIVA Militer dari catatan dalam buku Foreign Investment Disputes: Cases, Materials, and Commentary, OPM sudah berdiri sejak 1965 dengan misi membawa Papua untuk memisahkan diri dari NKRI.

Tak ayal, sejumlah Perwira Tinggi (Pati) Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) dipercaya untuk memimpin Kodam XVII/Cenderawasih. Dalam catatan lain yang diperoleh VIVA Militer dari situs resmi Kodam XVII/Cenderawasih, dalam 10 tahun terakhir ada empat Perwira Tinggi (Pati) TNI Angkatan Darat yang merupakan anggota satuan elite Komando Pasukan Khusus (Kopassus).

Keempat Pati TNI yang berasal dari Kopassus yang pernah menjabat sebagai Pangdam XVII/Cenderawasih adalah Mayjen TNI (Purn.) Hotma Marbun, Mayjen TNI (Purn.) Erfi Triassunu, Letjen TNI (Purn.) Hinsa Siburian, dan yang saat menjabat, Mayjen TNI Ignatius Yogo Triyono.

Ternyata, jauh sebelum keempat jenderal bintang dua tadi memimpin Kodam XVII/Cenderawasih, ada sederet Pati TNI Angkatan Darat dari Kopassus yang juga pernah menduduki posisi yang sama. 

Bahkan, para jenderal ini pernah juga menyegel jabatan Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus. Dirangkum dari berbagai sumber, berikut ada tiga nama Pati TNI Angkatan Darat yang pernah menjabat sebagai Pangdam XVII/Cenderawasih dan juga Danjen Kopassus.

***

1. Letjen TNI (Purn.) Sarwo Edhie Wibowo

VIVA Militer: Letjen TNI (Purn.) Sarwo Edhie Wibowo

Photo :
  • Youtube

Sosok jenderal bintang tiga ini jelas punya banyak jasa bagi NKRI. Bagaimana tidak, Sarwo Edhie Wibowo adalah salah satu putra terbaik TNI Angkatan Darat yang tak hanya ikut dalam Perang Revolusi Kemerdekaan Indonesia. Pria kelahiran PKetiurworejo, Jawa Tengah, 25 Juli 1925, juga berperan besar dalam operasi penumpasan anggota Partai Komunis Indonesia (PKI).

Sarwo Edhie lebih dulu menjabat sebagai Danjen Kopassus, atau yang dulu dikenal dengan Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD). Sarwo Edhie menduduki posisi Danjen Kopassu saat pangkatnya masih Kolonel TNI.

Setelah sempat menjadi Pangdam I/Bukit Barisan (BB) periode 25 Juni 1967 hingga 2 Juli 1968, baru lah Sarwo Edhie dipercaya memegang tongkat komando di Pangdam XVII/Cenderawasih. Ia menduduki posisi itu mulai dari 2 Juli 1968 hingga 20 Februari 1970.

Seperti yang diketahui, Sarwo Edhie adalah ayah dari Ibu Negara RI ke-6, Kristiani Herrawatim (Ani Yudhoyono) dan mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad), Jenderal TNI (Purn.) Pramono Edhie Wibowo. Selain itu, Sarwo Edhie juga adalah ayah menantu Presiden RI ke-6, Jenderal TNI (HOR) (Purn.) Susilo Bambang Yudhoyono, serta kakek Mayor TNI (Purn.) Agus Harimurti Yudhoyono.

2. Jenderal TNI (Purn.) Wismoyo Arismunandar

VIVA Militer: Jenderal TNI (Purn.) Wismoyo Arismunandar

Photo :
  • kopassus.mil.id

Jebolan Akademi Militer Nasional (AMN) yang kini menjadi Akademi Militer (Akmil) tahun 1963 ini juga pernah menduduki sejumlah posisi strategis di TNI Angkatan Darat. Wismoyo yang merupakan adik ipar Presiden RI ke-2, Jenderal Besar TNI (Purn.) Soeharto, menjabat sebagai Komandan Jenderal Kopassus pada April 1983 hingga Mei 1985.

Setelah dipercaya menjabat sebagai Kepala Staf Kodam IX/Udayana, Wismoyo sempat menjadi Pangdam IV/Diponegoro pada 1988 hingga 1990. Setelah itu, Wismoyo ditunjuk sebagai Pangdam XVII/Cenderawasih, yang saat itu masih bernama Kodam VIII/Trikora.

Karier Wismoyo kian moncer. Sebab pasca purna tugas sebagai Pangdam VIII/Trikora, ia menduduki jabatan baru sebagai Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) periode 1990 hingga 1992, dan Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Wakasad) pada 1992 sampai 1993. 

Pangkatnya naik menjadi jenderal bintang empat, saat didapuk menjadi Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) pada  6 April 1993.   

***

3. Letjen TNI (Purn.) Tarub

VIVA Militer: Letjen TNI (Purn.) Tarub

Photo :
  • kopassus.mil.id

Namanya memang tidak terlalu dikenal publik seperti Sarwo Edhie atau Wismoyo. Namun di kalangan TNI Angkatan Darat, sosok Letjen TNI (Purn.) Tarub sangat dihormati sebagai seorang prajurit tempur terbaik.

Besar di satuan elite Kopassus, Tarub dipercaya menjadi Wakil Danjen Kopassus pada 1989 hingga 1992. Saat itu, Tarub berpangkat Kolonel dan menjadi orang nomor dua di Kopassus setelah Brigjen TNI Kuntara.

Setelah Kuntara purna tugas, Tarub naik menggantikannya. Pria asli Malang ini menjabat posisi Danjen Kopassus mulai Juli 1992 hingga Juli 1993. Setelah itu, Tarub naik pangkat menjadi Letnan Jenderal (Letjen) TNI dan mendapat posisi baru sebagai Pangkostrad.

Menjabat sebagai Pangkostrad selama hampir 2 tahun, Tarub kemudian dipercaya untuk memegang posisi sebagai Kepala Staf Umum (Kasum) Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) 1996 hingga memasuki masa pensiun pada 1998.