Gawat, Ternyata Jenderal Bintang 3 TNI Pernah Doyan Memukuli Orang
- Instagram/@h_sutiyoso
VIVA – Selain pernah menduduki posisi Gubernur Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta dan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Letjen TNI (Purn.) Sutiyoso juga dikenal sebagai seorang prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang kenyang pengalaman bertempur. Ternyata, pria asli Semarang ini pernah punya hobi berkelahi dan memukuli orang.
Dalam catatan yang dikutip VIVA Militer dari buku otobiografi berjudul, "The Field General, Totalitas Prajurit Para Komando", Sutiyoso mengisahkan bagaimana kehidupannya di masa remaja.
Jebolan Akademi Militer (Akmil) 1968 ini adalah anak keenam dari delapan bersaudara. Dikisahkan Sutiyoso, ia kerap mendapatkan perlakuan yang keras dari sang ayah dan keempat kakak laki-lakinya.
Sutiyoso mengatakan, setelah sudah dewasa ia mencoba untuk melihat kembali karakternya saat masih kecil hingga remaja. Tak segan, mantan Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) Jayakarta/Jaya ini mengakui bahwa ia merasa menjadi seorang pecundang di keluarga.
Apa yang dirasakan oleh Sutiyoso ini tak lepas dari perlakukan keras yang diterimanya dari sang ayah, dan keempat kakak laki-lakinya.
Ternyata, hal ini lah yang membuatnya tumbuh menjadi seorang yang menyukai kekerasan. Tak bisa membalas perlakuan kakak-kakaknya, Sutiyoso pun melampiaskan kemarahannya di luar rumah. Hingga akhirnya, pria kelahiran 6 Desember 1944 ini sering berkelahi dan memukuli orang lain.
"Mungkin saya seperti itu. Kenapa saya sangat suka berkelahi, mungkin ini masalah psikologis. Karena kan di keluarga ada kakak laki-laki saya ada empat, terus ada kakak perempuan, baru saya. Jadi, saya itu the looser (pecundang), selalu dilecehkan di rumah itu," ujar Sutiyoso.
"Kebetulan ayah saya kan beliau didikan Belanda juga, seorang guru yang cara mendidik anak-anaknya super keras. Saya sudah biasa dipukulin orang tua saya, dipukulin kakak saya. Akhirnya saya di luar mencari kompensasi, mukulin orang, jadinya senang berkelahi," katanya.
Sutiyoso yang juga pernah menjabat sebagai Wakil Komandan Jenderal (Wadanjen) Komando Pasukan Khusus (Kopassus), sempat berkuliah di Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus Surabaya pada 1963. Akan tetapi, ia merasa menjalani pendidikan di kampus bukanlah keinginannya
Pada akhirnya, Sutiyoso pun memutuskan untuk menjadi seorang prajurit TNI dengan menempuh pendidikan di Akademi Militer.
Siapa sangka, karakter Sutiyoso yang keras secara drastis berubah. Sutiyoso mengisahkan bahwa setelah masuk Akmil, ia merasa menjadi pribadi yang lebih disiplin dan mawas diri. Sutiyoso tak lagi mau berkelahi. Kakak-kakaknya pun melihat perubahan sikapnya sebagai sesuatu yang sangat luar biasa.
"Tetapi, saya berubah total setelah saya masuk ke Akademi Militer. Dan, itu diakui oleh saudara-saudara saya, bahwa saya telah berubah sangat luar biasa. Menjadi santun, menjadi tertib, menjadi disiplin, menjadi tidak mau berkelahi," kata Sutiyoso.