Gawat, Letjen TNI Prabowo Ngamuk Perintahnya Dibantah Kolonel Suryo
- Youtube
VIVA – Persahabatan antara satu individu dengan individu lainnya, memang tidak selalu berjalan mulus. Sama halnya dengan cerita persahabatan dua Perwira Tinggi TNI Angkatan Darat, Letjen TNI (Purn.) Prabowo Subiyanto Djojohadikusumo dengan Letjen TNI (Purn.) Johannes Suryo Prabowo. Ada kisah di mana Suryo membuat Prabowo sangat murka akibat tindakannya.
Menurut catatan yang dikutip VIVA Militer dari buku otobiografi Suryo Prabowo, pada 1997 Prabowo Subiyanto saat itu sudah menjadi jenderal bintang satu alias Brigadir Jenderal (Brigjen) TNI, dengan jabatan Wakil Komandan Komando Pasukan Khusus (Kopassus).
Sementara itu, Suryo Prabowo masih berpangkat Kolonel TNI dengan posisi sebagai Sekretaris Pribadi (Sespri) Kepala Staf Umum (Kasum) TNI, Letjen TNI Tarub.
Sebagai sahabat yang cukup dekat, sosok Suryo Prabowo dikenal sebagai salah satu adik angkatan yang dikenal loyal terhadap Prabowo Subiyanto. Sebagai Perwira TNI, keduanya sama-sama besar di medan pertempuran.
Salah satu pertempuran yang pernah dialami kedua perwira TNI Angkatan Darat itu adalah Operasi Seroja di Timor-Timor (Timtim)
Suatu saat, Brigjen TNI Prabowo Subiyanto mengutarakan niatnta untuk menjadikan Kolonel Czi Suryo Prabowo untuk menjadi Komandan Komando Resor Militer (Danrem) 164/Wiradharma (WD) Dili, Timor-Timur.
Prabowo Subiyanto beranggapan, Suryo Prabowo bisa memangku jabatan itu karena beragama Katolik. Di sisi lain, rakyat Timor-Timur sebagian besar juga beragama Katolik.
"Sur, ternyata selama ini kita salah. Kita beranggapan agama Kristen sama dengan agama Katolik. Ternyata beda ya," ucap Brigjen TNI Prabowo Subiyanto kepada juniornya.
Suryo Prabowo terheran-heran dengan pertanyaan sang senior, yang merupakan jebolan Akademi Militer (Akmil) 1974 itu. Suryo Prabowo pun balik bertanya kepada Prabowo
"Emang kenapa Bang?" kata Suryo Prabowo membalas pernyataan Prabowo.
Prabowo pun mengatakan bahwa ia ingin mengangkat Suryo Prabowo menjadi Danrem 164/WD, agar rakyat Timor-Timur yang mayoritas beragama Katolik bisa mudah menerima sosoknya.
"Kami kepingin kamu yang perwira Katolik bisa menjadi Danrem di Timtim. Agar rakyat Timtim lebih mudah menerimanya," ujar Prabowo Subiyanto lagi.
Sayang, niat baik Prabowo itu justru membuat Suryo Prabowo tersinggung. Bagi Suryo, agama adalah hal yang sangat prinsipil dan tidak bisa dijadikan alasan pengangkatan seorang Perwira TNI untuk menduduki sebuah jabatan tertentu.
Dengan tegas, Suryo Prabowo membantah keinginan Prabowo Subiyanto. Abituren (alumni) Akmil 1976 ini tidak lagi memanggil Prabowo dengan sebutan "Bang", tetapi menggunakan kata "Jenderal" sebagai bentuk kekecewaan.
"Kalau alasannya agama, saya tidak mau menjadi Danrem di Timtim Jenderal," kata Suryo Prabowo.
Alkisah, Prabowo pun marah besar mendengar jawaban dari sang junior. Sayangnya, tak diceritakan lebih lanjut bagaimana kemarahan mantan Danjen Kopassus dan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad).
Pada akhirnya, Suryo Prabowo sendiri sempat menduduki posisi Wakil Danrem (Wadanrem) 164/Wiradharma merangkap sebagai Sespri Kasum TNI. Sepanjang kariernya, Suryo Prabowo pernah menjadi Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) I/Bukit Barisan dan Pangdam Jayakarta.
Suryo Prabowo juga pernah menjadi orang nomor dua di tubuh TNI Angkatan Darat, saat didapuk menjadi Wakil Kepala Staf TNI AD (Wakasad). Sebelum pensiun dengan pangkat Letjen TNI, Suryo Prabowo lebih dulu menjadi Kepala Staf Umum TNI.